Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10.000 Lebih Anak Kota Gaza Derita Gizi Buruk Akut di Tengah Perang

Kompas.com - 17/09/2025, 13:10 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

GAZA, KOMPAS.com - Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) melaporkan lebih dari 10.000 anak di Kota Gaza membutuhkan perawatan akibat gizi buruk akut di tengah perang Israel di Gaza yang terus berlangsung.

“Pengungsian paksa dan besar-besaran keluarga dari Kota Gaza merupakan ancaman mematikan bagi kelompok paling rentan,” kata Tess Ingram, juru bicara UNICEF di zona Al-Mawasi, Gaza selatan, seperti yang dikutip dari AFP pada Selasa (16/9/2025).

Berbicara kepada jurnalis dalam konferensi pers PBB yang disiarkan dari Jenewa, Ingram memperingatkan tentang meningkatnya angka gizi buruk pada anak-anak.

Baca juga: Warga Palestina Kembali Mengungsi Saat Bom Israel Hujani Gaza

“Kami memperkirakan 26.000 anak di Jalur Gaza saat ini membutuhkan perawatan untuk gizi buruk akut, termasuk lebih dari 10.000 hanya di Kota Gaza,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa pada Agustus, lebih dari satu dari delapan anak yang diperiksa di Jalur Gaza menderita gizi buruk akut, “angka tertinggi yang pernah tercatat”.

Di Kota Gaza, proporsinya bahkan lebih tinggi, yakni satu dari lima anak.

Namun, pusat-pusat layanan gizi di Kota Gaza terpaksa ditutup pekan ini akibat perintah evakuasi dan eskalasi militer Israel.

Baca juga: Terkenal Irit Bicara, Raja Spanyol Ikut Kecam Israel Hancurkan Gaza

Kebohongan Israel soal zona kemanusiaan

Tentara Israel mengklaim bahwa mereka yang mengungsi ke arah selatan menuju wilayah Al-Mawasi akan menemukan makanan, tenda, dan obat-obatan.

Faktanya, hampir dua tahun sejak perang dimulai, Israel kerap membombardir apa yang disebut sebagai “zona kemanusiaan” di Jalur Gaza itu, dengan alasan menargetkan Hamas di sana.

“Tidak manusiawi mengharapkan hampir setengah juta anak, yang hancur dan trauma akibat lebih dari 700 hari konflik tanpa henti, untuk melarikan diri dari satu neraka hanya untuk berakhir di neraka lain,” ungkap Ingram.

Seorang pejabat militer Israel menyebut sekitar 40 persen populasi Kota Gaza dan sekitarnya, yang diperkirakan mencapai satu juta jiwa, telah mengungsi.

Warga Palestina melihat puing-puing tenda yang hancur dan membangun kembali rumah-rumah mereka setelah serangan militer Israel ke kamp al-Mawasi untuk para pengungsi internal (IDP), di dekat kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan pada 13 Juli 2024, yang menewaskan 71 orang. Al-Mawasi telah dinyatakan sebagai zona aman oleh Israel, tetapi serangan tetap lancarkan di wilayah tersebut.AFP/BASHAR TALEB Warga Palestina melihat puing-puing tenda yang hancur dan membangun kembali rumah-rumah mereka setelah serangan militer Israel ke kamp al-Mawasi untuk para pengungsi internal (IDP), di dekat kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan pada 13 Juli 2024, yang menewaskan 71 orang. Al-Mawasi telah dinyatakan sebagai zona aman oleh Israel, tetapi serangan tetap lancarkan di wilayah tersebut.

Baca juga: Gaza Terbakar, Israel Luncurkan Serangan Darat Besar-besaran

Menurut UNICEF, sejak 14 Agustus 2025, sedikitnya 150.000 orang dari Kota Gaza meninggalkan saat menuju selatan.

Pembatasan media di Gaza serta sulitnya akses ke banyak wilayah membuat AFP tidak dapat memverifikasi secara independen detail yang diberikan oleh berbagai pihak.

Sekitar 150.000 orang telah melarikan diri dari Kota Gaza ke selatan sejak 14 Agustus, kata Ingram.

Akses media yang terbatas membuat informasi itu tidak dapat diverifikasi secara independen di lapangan oleh AFP.

Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menewaskan 1.219 orang di Israel, sebagian besar warga sipil.

Sebagai balasan, kampanye militer Israel di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 64.964 orang, juga mayoritas warga sipil, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza yang diakui PBB.

Baca juga: Penyelidik PBB Nyatakan Israel Lakukan Genosida, Hancurkan Warga Palestina di Gaza

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Terkini Lainnya
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Global
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau