JAKARTA, KOMPAS.com - Grup band asal Inggris, Muse, kembali menyapa penggemar Indonesia lewat konser Muse: Live in Jakarta di Carnaval Ancol, Jakarta Utara, Jumat (19/9/2025).
Penampilan ini menjadi momen istimewa karena mereka terakhir kali hadir di Indonesia pada 23 Februari 2007, atau 18 tahun silam.
Sejak awal hingga akhir, konser ini dipenuhi energi, nostalgia, dan interaksi hangat yang membuat penonton larut.
Lebih dari 20 lagu dibawakan, menghadirkan pengalaman musikal yang sulit dilupakan.
Kompas.com merangkum lima momen nostalgia yang tersaji di konser Muse kali ini.
Baca juga: Tutup Konser dengan Starlight, Muse: Kalian Bernyanyi Sangat Bagus, Sampai Jumpa Lagi
Konser Muse dimulai tepat pukul 19.30 WIB dengan “Unravelling” sebagai lagu pembuka.
Atmosfer melankolis dari intro itu seakan menjadi pemanasan sebelum energi besar dilepaskan.
Vokalis Matthew Bellamy menyapa lantang, “Halo Jakarta!” yang langsung membuat ribuan penggemar bersorak.
Tanpa menunggu lama, dentuman bas Chris Wolstenholme menggelegar melalui intro “Hysteria.”
Begitu nada itu terdengar, penonton berteriak histeris, ikut melompat, dan bernyanyi bersama.
Baca juga: Setelah 18 Tahun, Muse Bayar Kerinduan Penggemar Lewat Lagu-lagu Hits
Suasana pecah seketika, memberi sinyal bahwa konser ini akan penuh ledakan energi.
Ikoniknya permainan bas dalam “Hysteria” memang selalu jadi magnet tersendiri.
Di Jakarta, kekuatan itu kembali terbukti saat penonton larut dalam tempo cepat yang disajikan.
Muse seolah tahu cara membangkitkan memori kolektif penggemar sejak awal.
“Begitu intro ‘Hysteria’ dibawakan, penonton langsung berteriak histeris,” begitu menggambarkan semangat yang pecah di awal konser.
Baca juga: Hysteria Berkumandang, Muse Bikin Penonton Teriak Histeris