Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu "Quiet Covering" yang Jadi Kebiasaan Gen Z di Tempat Kerja?

Kompas.com - 23/09/2025, 10:08 WIB
Melvina Tionardus,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anak-anak muda dari kalangan Gen Z tak pernah habis memunculkan tren seiring berjalannya waktu.

Selalu ada saja istilah baru yang beredar di tengah kehidupan sosial seperti yang baru-baru ini ditemukan oleh studi penelitian sebagaimana diungkap oleh Forbes.

Quiet covering merupakan kebiasaan yang banyak dilakukan Gen Z di tempat mereka bekerja.

Forbes mengartikan quiet covering atau menutupi secara diam-diam sebagai kecenderungan karyawan untuk menyembunyikan aspek pribadi mereka demi menghindari penghakiman dan stereotip. Tujuannya agar dapat diterima dan tampak lebih mudah dipromosikan.

Baca juga: AI Paling Sering Digunakan Untuk Belajar, Gen Z Mendominasi

Hasil survei

Attensi melakukan survei terhadap 2.000 karyawan dari berbagai industri dan kelompok usia, menyebut "quiet covering" sebagai krisis tersembunyi dalam dunia kerja saat ini.

Hasilnya sebanyak 58 persen responden mengaku melakukan skill masking, yakni menyembunyikan kesenjangan pengetahuan atau kompetensi untuk menghindari penilaian.

Hampir setengahnya mengatakan mereka berpura-pura memahami sesuatu di tempat kerja. Lalu 40 persen menghindari meminta bantuan meskipun mereka tidak yakin bagaimana cara melakukannya.

Fenomena "menutupi" dicetuskan oleh Profesor Kenji Yoshino sebagai bentuk untuk menyembunyikan atribut pribadi agar sesuai atau menghindari stereotip, penilaian, dan diskriminasi.

Beberapa contoh "menutupi" yang paling menonjol adalah ketika karyawan meminimalkan aspek-aspek atribut pribadi mereka. Seperti ras/etnis, gender, orientasi seksual, usia, agama, disabilitas, atau karakteristik lainnya.

Mereka melakukannya agar merasa diterima, terhindar dari PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), dan mendapatkan promosi.

Baca juga: Gelar Pendidikan STEM Dianggap Pekerja Gen Z Lebih Menguntungkan

Tujuan "menutupi"

Studi penelitian dari Hu-X x Hi-Bob melaporkan bahwa 97 persen karyawan setidaknya beberapa kali melakukan quiet covering dan 67 persen cukup sering menutupi.

Para peneliti menemukan berbagai alasan:

1. Untuk menjaga citra profesional (55 persen)
2. Untuk penerimaan sosial (48 persen)
3. Untuk menghindari diskriminasi (46 persen)
4. Untuk meningkatkan kemungkinan mendapatkan promosi, kenaikan gaji, atau bonus (46 persen)
5. Untuk meningkatkan kemungkinan mendapatkan ulasan akhir tahun yang lebih baik (43 persen)

Ilustrasi gen Zfreepik.com Ilustrasi gen Z

Berbagai wujudnya

Subjek pekerja yang paling tinggi dalam persentase melakukan quiet covering adalah mereka yang menjabat sebagai atasan. Di antaranya pimpinan senior (55 persen) atau manajer langsung (54 persen).

Seorang peserta studi mengatakan ia menutupi identitasnya karena usianya 60 tahun, orang tertua di timnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau