Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Manfaat Palestina Diakui Jadi Sebuah Negara?

Kompas.com - 22/09/2025, 14:36 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

Sumber DW

GAZA, KOMPAS.com – Langkah bersejarah diambil Inggris, Kanada, dan Australia yang menjadi negara-negara Barat besar pertama mengakui Palestina sebagai sebuah negara.

Portugal kemudian ikut menyusul, dan dalam waktu dekat Perancis serta Belgia disebut bakal mengikuti jejak serupa, meski Israel memberi peringatan keras.

Pengakuan ini diumumkan pada Minggu (21/9/2025), menjelang sidang Majelis Umum PBB di New York, yang juga akan menggelar pertemuan khusus membahas perang di Gaza.

Baca juga: Pengakuan Palestina Meluas, Israel Balas Ancam Aneksasi Tepi Barat

Sebelumnya, lebih dari 145 anggota PBB sudah mengakui Negara Palestina.

Meski masih ada perdebatan, pengakuan Palestina diyakini membawa sejumlah manfaat, baik secara diplomatik maupun politik.

Peningkatan posisi diplomatik

Dilansir dari DW, Minggu (21/9/2025), pengakuan Negara Palestina memberi status baru dalam percakapan internasional.

Analis politik Mesir, Omar Auf, menjelaskan dalam The Cairo Review of Global Affairs bahwa status negara memungkinkan Palestina lebih kuat saat bernegosiasi.

“Ketika negosiasi dilakukan antara negara dan negara, posisinya berbeda dengan ketika hanya dianggap entitas tanpa pengakuan,” ujarnya.

Hal serupa disampaikan Nomi Bar-Yaacov dari Geneva Centre for Security Policy.

Ia menilai pengakuan memang tidak langsung mengubah situasi di lapangan, tetapi memberikan “taruhan yang jauh lebih tinggi” dalam perundingan.

Langkah ini dipandang sebagai “upgrade diplomatik” yang memberi Palestina pijakan lebih kokoh di dunia internasional, meski tidak seacra otomatis menghentikan perang di Gaza atau menghapus tuduhan genosida terhadap Israel.

“Bahkan tiga tahun lalu, pengakuan mungkin dianggap sebagai akhir dari cerita. Tapi sekarang, ini hanyalah bagian dari perjalanan yang lebih panjang,” ujar Lovatt.

Membuka jalan tindakan konkret

Pengungsi Palestina membawa barang-barang mereka menuju selatan, melewati jalan di kamp pengungsian Nuseirat di Gaza Tengah, setelah Israel memerintahkan evakuasi sebelum kembali menyerang pada Selasa (16/9/2025). Sekjen PBB Antonio Guterres menegaskan dunia tak boleh tunduk pada intimidasi Israel terkait ancaman aneksasi Tepi Barat di tengah perang Gaza.AFP/EYAD BABA Pengungsi Palestina membawa barang-barang mereka menuju selatan, melewati jalan di kamp pengungsian Nuseirat di Gaza Tengah, setelah Israel memerintahkan evakuasi sebelum kembali menyerang pada Selasa (16/9/2025). Sekjen PBB Antonio Guterres menegaskan dunia tak boleh tunduk pada intimidasi Israel terkait ancaman aneksasi Tepi Barat di tengah perang Gaza.

Anas Iqtait, akademisi asal Australia, menilai pengakuan ini bisa menjadi pintu masuk bagi kebijakan lanjutan, mulai dari peninjauan hubungan diplomatik dengan Israel hingga penguatan dukungan terhadap Palestina di forum internasional.

Baca juga: Masih Ada 44 Negara Tidak Mengakui Palestina, Mana Saja?

Namun, bagi sebagian pengamat, pengakuan ini hanyalah langkah awal. Hugh Lovatt, peneliti senior di European Council on Foreign Relations (ECFR), mengingatkan bahwa pengakuan harus diikuti tindakan nyata.

Halaman:

Terkini Lainnya
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Dari 1988-2025, Begini Sejarah Panjang Pengakuan Negara Palestina
Dari 1988-2025, Begini Sejarah Panjang Pengakuan Negara Palestina
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau