GAZA, KOMPAS.com – Langkah bersejarah diambil Inggris, Kanada, dan Australia yang menjadi negara-negara Barat besar pertama mengakui Palestina sebagai sebuah negara.
Portugal kemudian ikut menyusul, dan dalam waktu dekat Perancis serta Belgia disebut bakal mengikuti jejak serupa, meski Israel memberi peringatan keras.
Pengakuan ini diumumkan pada Minggu (21/9/2025), menjelang sidang Majelis Umum PBB di New York, yang juga akan menggelar pertemuan khusus membahas perang di Gaza.
Baca juga: Pengakuan Palestina Meluas, Israel Balas Ancam Aneksasi Tepi Barat
Sebelumnya, lebih dari 145 anggota PBB sudah mengakui Negara Palestina.
Meski masih ada perdebatan, pengakuan Palestina diyakini membawa sejumlah manfaat, baik secara diplomatik maupun politik.
Dilansir dari DW, Minggu (21/9/2025), pengakuan Negara Palestina memberi status baru dalam percakapan internasional.
Analis politik Mesir, Omar Auf, menjelaskan dalam The Cairo Review of Global Affairs bahwa status negara memungkinkan Palestina lebih kuat saat bernegosiasi.
“Ketika negosiasi dilakukan antara negara dan negara, posisinya berbeda dengan ketika hanya dianggap entitas tanpa pengakuan,” ujarnya.
Hal serupa disampaikan Nomi Bar-Yaacov dari Geneva Centre for Security Policy.
Ia menilai pengakuan memang tidak langsung mengubah situasi di lapangan, tetapi memberikan “taruhan yang jauh lebih tinggi” dalam perundingan.
Langkah ini dipandang sebagai “upgrade diplomatik” yang memberi Palestina pijakan lebih kokoh di dunia internasional, meski tidak seacra otomatis menghentikan perang di Gaza atau menghapus tuduhan genosida terhadap Israel.
“Bahkan tiga tahun lalu, pengakuan mungkin dianggap sebagai akhir dari cerita. Tapi sekarang, ini hanyalah bagian dari perjalanan yang lebih panjang,” ujar Lovatt.
Anas Iqtait, akademisi asal Australia, menilai pengakuan ini bisa menjadi pintu masuk bagi kebijakan lanjutan, mulai dari peninjauan hubungan diplomatik dengan Israel hingga penguatan dukungan terhadap Palestina di forum internasional.
Baca juga: Masih Ada 44 Negara Tidak Mengakui Palestina, Mana Saja?
Namun, bagi sebagian pengamat, pengakuan ini hanyalah langkah awal. Hugh Lovatt, peneliti senior di European Council on Foreign Relations (ECFR), mengingatkan bahwa pengakuan harus diikuti tindakan nyata.