Penulis: Rizki Nugraha/DW Indonesia
KOMPAS.com - Arab Saudi dan Pakistan meratifikasi pakta pertahanan untuk saling melindungi jika dilanda agresi. Ikatan tersebut dijalin setelah Israel melancarkan serangan ke Qatar awal September lalu.
Pakta pertahanan antara Arab Saudi dan Pakistan menggariskan, bahwa setiap serangan terhadap salah satu negara mewajibkan dukungan militer demi menjamin keutuhan teritorial.
Kerajaan Saudi sejak lama memiliki ikatan ekonomi, religius, dan keamanan yang erat dengan Pakistan, termasuk seperti yang ramai dilaporkan, memberikan dukungan finansial bagi program senjata nuklir Islamabad.
Selama bertahun-tahun, analis maupun sejumlah diplomat Pakistan menyebut kemungkinan Arab Saudi berlindung di bawah payung nuklir Islamabad, terlebih saat ketegangan meningkat terkait program atom Iran.
Baca juga: Serangan Israel di Doha, Arab Saudi Tegaskan Solidaritas untuk Qatar
Momentum penandatanganan pakta juga dipahami sebagai isyarat langsung kepada Israel, yang lama dicurigai sebagai satu-satunya negara bersenjata nuklir di Timur Tengah, dan kini tengah menjalankan operasi militer luas sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Operasi yang dilancarkan Israel menjalar ke Iran, Lebanon, wilayah lain Palestina, Qatar, Suriah, hingga Yaman.
Pemerintah di Tel Aviv sejauh ini belum menanggapi perjanjian tersebut. Amerika Serikat (AS), yang selama ini penjamin keamanan tradisional negara-negara Teluk, juga belum memberikan komentar.
Putra Mahkota Saudi yang berkuasa, Mohammed bin Salman (MBS), menandatangani pakta pertahanan dengan Pakistan pada Rabu (17/9/2025) bersama Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif.
Perjanjian itu tidak menyebut senjata nuklir secara spesifik.
"Setiap agresi terhadap salah satu negara akan dianggap sebagai agresi terhadap keduanya,” menurut pernyataan bersama Kementerian Luar Negeri Pakistan dan Kantor Berita Saudi.
"Perjanjian ini bertujuan mengembangkan aspek kerja sama pertahanan kedua negara dan memperkuat daya tangkal bersama terhadap setiap agresi," demikian isi pernyataan itu.
Baca juga: Cerita Putra Mahkota Saudi Kalahkan Bill Gates Beli Kapal Pesiar Rp 8,9 Triliun
Komitmen Pakistan bagi pertahanan Arab Saudi sudah tertanam sejak puluhan tahun, terutama untuk melindungi kedua kota suci Mekkah dan Madinah.
Pasukan Pakistan pertama kali dikirim ke Saudi pada akhir 1960-an, saat muncul kekhawatiran atas perang Mesir di Yaman.
Pertalian itu makin erat setelah Revolusi Iran 1979, yang meluapkan ketakutan dinasti Al-Saud terhadap rezim Syiah di Teheran.