RIYADH, KOMPAS.com - Badai pasir yang kuat menerpa wilayah tengah Arab Saudi, tepatnya di Provinsi Al Qassim, pada Senin (5/5/2025) dan membuat warga diminta untuk tetap berada di dalam rumah.
Fenomena tersebut dinilai menjadi fenomena langka dan dramatis. Pasalnya, jarak pandang hampir nol dan memicu peringatan keselamatan yang meluas.
Warga Provinsi Al Qassim bahkan menyebutnya sebagai "dinding debu" yang menyapu wilayah tersebut, sebagaimana dilansir Gulf News.
Baca juga: Selain Kebakaran, Israel Juga Dilanda Badai Pasir Dahsyat
Sejumlah video beredar di media sosial menunjukkan, langit berubah menjadi jingga saat badai pasir melaju seperti gelombang yang menjulang tinggi, hingga menghalangi sinar matahari.
Ahli meteorologi Abdullah Al Misnad, mantan profesor di Qassim University, mengaitkan peristiwa tersebut dengan aliran udara yang kuat dari awan kumulonimbus, sehingga menghasilkan dinding debu yang kuat dan bergerak cepat.
Al Misnad menyampaikan, ketinggian "dinding" badai salju tersebut dapat mencapai hingga 2.000 meter dan kecepatan angin 100 kilometer per jam.
Ekstremnya kondisi badai pasir tersebut juga menimbulkan bahaya besar bagi transportasi udara dan darat.
?? ??? ??????? ????? ?????? ???? ???????? pic.twitter.com/iDSnQJPR7P
— Saif_CH (@saif_SH45) May 4, 2025
Baca juga: Mayoritas Arab Saudi Diperkirakan Dilanda Badai Pasir dan Hujan Salju hingga Akhir Ramadhan
Angin kencang yang membawa debu diperkirakan akan terus terjadi di Arab Saudi pada pekan ini, khususnya di wilayah timur negara tersebut, disertai hujan.
Al Jazeera melaporkan, badai pasir tersebut juga menerpa beberapa wilayah sekitar Provinsi Al Qassim.
Hal ini mengakibatkan buruknya kualitas udara dan rendahnya jarak pandang di beberapa provinsi di Arab Saudi.
Selain Arab Saudi, badai pasir kuat juga terjadi di beberapa negara Timur Tengah lainnya yakni Kuwait dan Yordania.
Baca juga: Badai Pasir Kambali Terjang Irak, Penerbangan Sampai Dihentikan
Kuwait dilanda angin kencang dan awan debu tebal yang menyebabkan otoritas penerbangan dan maritim menghentikan sementara operasi.
Embusan angin yang mencapai 100 kilometer per jam mengurangi jarak pandang di beberapa area hingga nol.Â
Dua penerbangan dari Mesir ke Kuwait dialihkan ke Dammam, Arab Saudi, sementara Otoritas Pelabuhan Kuwait menghentikan aktivitas di pelabuhan Shuwaikh dan Shuaiba untuk melindungi pekerja dan infrastruktur.Â
Operasional dilanjutkan Senin (5/5/2025) pagi saat kondisi cuaca membaik.
Baca juga: Ketika Burj Khalifa Gedung Tertinggi di Dunia Hilang Ditelan Badai Pasir...