Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Filipina Bongkar Kongkalikong Pejabat dan Kontraktor, Pajak Rakyat Dinikmati Koruptor

Kompas.com - 22/09/2025, 11:26 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sebagai respons atas rangkaian situasi itu, demonstrasi besar anti-korupsi telah direncanakan digelar pada Minggu, 21 September.

21 September adalah hari peringatan ketika Ferdinand Marcos, pemimpin Filipina saat itu, memberlakukan darurat militer pada 1972.

Putranya, yang kini menjabat sebagai presiden, Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr, sangat menyadari seberapa jauh kemarahan publik dapat meluas.

Protes anti-korupsi yang menggulingkan ayahnya dari kekuasaan pada 1986, mengakhiri kediktatoran puluhan tahun yang telah menguras kas negara itu.

Baca juga: Proyek Pengendalian Banjir Jadi Bancakan Korupsi, Rakyat Filipina Murka dan Berdemo

Baru-baru ini, protes serupa telah mengguncang Indonesia hingga melahirkan reformasi legislatif dan pekan lalu telah berhasil menggulingkan pemerintahan di Nepal.

Pada Senin (15/9/2025), saat masyarakat Filipina menuntut penjelasan, Marcos Jr mengumumkan penyelidikan yang akan mengungkap para penipu dan mencari tahu berapa banyak yang telah mereka curi.

"Kalau saya bukan presiden, mungkin saya sudah turun ke jalan bersama mereka," kata Marcos Jr.

"Biarkan mereka (para koruptor) tahu betapa mereka melukai kalian (rakyat Filipina), bagaimana mereka mencuri dari kalian. Biarkan mereka tahu, berteriaklah kepada mereka, berunjuk rasalah, asal damai," lanjutnya.

Ia pun kembali menegaskan janji untuk memberi bantuan bagi para korban banjir, sembari menyalahkan politisi korup dan perusahaan konstruksi atas minimnya infrastruktur.

"Kalian sungguh memalukan," katanya.

Baca juga: Filipina Siap Ikut Perang jika China Serang Taiwan

Dalam jumpa pers, Marcos Jr juga mengungkap fakta mengkhawatirkan: kementerian pekerjaan umum rupanya hanya menunjuk 15 perusahaan untuk membangun proyek penanganan banjir senilai 545 miliar peso (sekitar Rp 154 triliun).

Semua perusahaan itu kini diselidiki dan aset mereka dibekukan bank sentral, tapi perhatian besar tertuju pada satu perusahaan milik pasangan Pacifico dan Sarah Discaya.

Mereka dulu berasal dari keluarga miskin, tapi kini jadi pengusaha kaya raya yang aktif di media sosial.

Discaya populer setelah kegagalannya dalam pencalonan Wali Kota Pasig, kota di sisi timur metropolitan Manila.

Tahun lalu, pasangan ini diwawancarai salah satu YouTuber terkenal, ketika mereka membagikan kisah dari nol jadi sukses.

Salah seorang pewawancara menyebut perjalanan mereka menginspirasi.

Baca juga: Momen Tabrakan 2 Kapal China Saat Kejar Kapal Filipina, Salah Satu Hancur

Namun, setelah resistensi ini, video wawancara itu justru menjadi sasaran kemarahan massa.

Video itu menunjukkan pasangan itu memamerkan koleksi sekitar 30 mobil mewah mereka, termasuk Mercedes Benz Maybach, sebuah Lincoln Navigator, dan Porsche Cayenne.

Pasangan ini bahkan membeli beberapa model dalam dua warna berbeda, hitam dan putih.

Reaksi keras datang dengan cepat. Keluarga Discaya dipanggil oleh Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat untuk diselidiki, dan pihak berwenang memasukkan perusahaan mereka ke dalam daftar hitam.

Sementara para pengunjuk rasa melumuri gerbang kantor mereka dengan lumpur dan menyemprotkan kata pencuri.

Dalam rapat dengar pendapat di parlemen, Discaya mengaku bahwa ia telah memberi sogokan kepada anggota parlemen.

Baca juga: Kapal China Hancur Usai Ditabrak Kapal Perang Sendiri, Tak Gubris Bantuan Filipina

"Kami tak bisa apa-apa selain ikut permainan mereka," katanya.

Discaya bersama kontraktor lain juga mengarahkan telunjuk ke arah belasan anggota parlemen, beberapa di antaranya dekat dengan Marcos Jr.

Halaman:

Terkini Lainnya
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Global
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau