JAKARTA, KOMPAS.com - Isu ketersediaan rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tak pernah luput dari perhatian. Backlog perumahan di Indonesia hingga kini masih berada pada kisaran 9,9 juta unit.
Angka ini menunjukkan PR besar yang tak bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah, juga diharapkan keterlibatan swasta.
Baca juga: Satu Lagi Terobosan Baru Ara, Bakal Luncurkan FLPP Swasta
Salah satu yang menegaskan komitmen dalam mendukung pembiayaan perumahan buat MBR adalah PT Bank Central Asia Tbk (BCA).
Inisiatif dan komitmen BCA ini dilontarkan Presiden Direktur BCA Gregory Hendra Lembong saat peringatan Hari Perumahan Nasional (Hapernas) yang digelar di Kantor Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Jakarta, Senin (25/8/2025).
"Kami akan selalu support program yang bantu MBR. Jadi, kami juga siap memberikan subsidi langsung dari BCA. Perlakuan (skema) semua sama, suku bunga, down payment, jangka waktu pinjaman (tenor) 20 tahun semua sama," jelas Hendra.
Baca juga: Refleksi Perumahan Nasional 2025, Sudahkah Sesuai Visi Bung Hatta?
Menurut Menteri PKP, Maruarar Sirait, inisiatif ini merupakan bagian dari konsep berbaginomics (ekonomi berbagi).
"Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, pihak swasta secara sukarela ikut menanggung subsidi pembiayaan perumahan," ujar Ara.
Ide FLPP Swasta muncul dari kesadaran bahwa kebutuhan perumahan bagi rakyat jauh melampaui kapasitas anggaran negara (APBN).
Meskipun pemerintah telah menaikkan kuota rumah subsidi hingga 350.000 unit per tahun, dan menargetkan 500.000 unit pada tahun 2026, angka ini masih belum cukup untuk mengatasi backlog perumahan yang mencapai jutaan.
Sebelumnya, FLPP hanya dikelola oleh pemerintah, dan belum pernah ada skema di mana pengembang swasta atau perbankan ikut memberikan subsidi.
Oleh karena itu, Ketua Umum REI, Joko Suranto, menyebutkan bahwa inisiatif ini adalah angin segar bagi rakyat dan berpotensi menambah atau memperluas market bagi BCA.
Baca juga: Menggali Gagasan Bung Hatta di Balik Hari Perumahan Nasional
"BCA dengan ekosistemnya yang kuat, memiliki basis data perusahaan yang menggunakan layanan payroll mereka, menjangkau calon konsumen potensial yang selama ini mungkin sulit dijangkau," tutur Joko.
Ketua Apersi, Junaidi Abdillah, juga mengapresiasi langkah BCA sebagai terobosan yang bagus dan menegaskan bahwa ini adalah bentuk partisipasi nyata dari swasta yang selama ini belum pernah terjadi.
"Ini menunjukkan kesadaran kolektif bahwa mengatasi masalah perumahan adalah tanggung jawab bersama," cetus Junaidi.
Meskipun terobosan BCA ini sangat diapresiasi, tantangan yang dihadapi sektor perumahan Nasional masih besar.