KOMPAS.com - Â Badan Gizi Nasional (BGN) membentuk tim investigasi guna mempercepat penanganan kasus keracunan yang diduga disebabkan oleh program Makan Bergizi Gratis (MBG).Â
Tim yang terdiri dari ahli kimia, farmasi, hingga tenaga medis ini bertujuan untuk memberikan pendapat kedua sebelum hasil dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) keluar.
Dilansir dari Antara, Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, menjelaskan bahwa tim investigasi ini dibentuk untuk mengisi kekosongan waktu yang diperlukan BPOM untuk menyelesaikan proses investigasi yang biasanya memakan waktu 4 hingga 7 hari di kota besar, dan hingga 14 hari di daerah.Â
"Kami membentuk tim investigasi ini sebagai second opinion. Sebelum hasil BPOM keluar, kami sudah bisa memulai identifikasi penyebab keracunan," ujar Nanik dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (22/9/2025).
Baca juga: DPRD Banyumas Panggil Seluruh Kepala SPPG, Soroti Menu MBG Kacang Rebus
Tim akan mulai dengan memeriksa proses memasak, bahan baku, dan sampel makanan yang disimpan sebelum dibagikan.
"Kami akan mengecek sampel yang disimpan selama dua hari di lemari pendingin, selain yang sudah dibagikan ke anak-anak," tambah Nanik.Â
Langkah ini diambil untuk mempercepat temuan sementara menunggu hasil BPOM, dan untuk memastikan bahwa tindakan perbaikan dapat segera diambil.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyebutkan dua risiko utama yang dihadapi dalam pelaksanaan Program MBG. Risiko pertama adalah penyalahgunaan anggaran, sementara yang kedua adalah gangguan pencernaan pada penerima manfaat.
Dadan lebih mengkhawatirkan gangguan pencernaan, karena rantai pasok yang panjang dan banyaknya faktor teknis yang terlibat dalam program ini.
Baca juga: Pemerintah Diminta Moratorium MBG Usai Kasus Keracunan Siswa Meningkat
Dilansir Kompas.com (22/9/2025), Kepala Staf Presiden, M Qodari, membeberkan data terkini mengenai insiden keracunan yang melibatkan lebih dari 5.000 siswa.Â
Berdasarkan laporan dari Kemenkes, BPOM, dan BGN, terdapat lebih dari 5.200 penderita keracunan yang tercatat pada 16 September dan 10 September 2025. "Puncak kejadian tertinggi terjadi pada Agustus 2025, dengan sebaran terbanyak di Jawa Barat," ujar Qodari.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Istana Bongkar Data Keracunan MBG: Korban Lebih dari 5.000 Orang, Paling Banyak di Jabar.Â
Â
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini