Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Dukung Taliban Tolak Rencana Trump Rebut Pangkalan Bagram di Afghanistan

Kompas.com - 22/09/2025, 15:41 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

Sumber Kabul Now

BEIJING, KOMPAS.com - China sepakat dengan Talibat dalam menolak rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ingin merebut kembali Pangkalan Udara Bagram di Afghanistan. 

Bagi Beijing, langkah AS ini dapat memicu ketegangan di kawasan dan tidak sesuai dengan keinginan rakyat Afghanistan.

Senada, Taliban juga tidak mengizinkan pangkalan militer negara lain berada di Afghanistan.

Baca juga: Taliban Tolak Permintaan Trump, Ogah Serahkan Pangkalan Bagram di Afghanistan

Penolakan dari Beijing

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menegaskan posisi negaranya dalam konferensi pers pada Jumat (19/9/2025).  

“China menghormati kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas teritorial Afghanistan. Masa depan Afghanistan seharusnya berada di tangan rakyat Afghanistan,” ujar Lin.

Ia menambahkan, “Membangkitkan ketegangan dan konfrontasi di kawasan tidak akan mendapat dukungan,” sambil menyerukan semua pihak untuk mengambil peran konstruktif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas regional.

Trump ngotot ingin kuasai Bagram

Donald Trump ingin merebut kembali pangkalan udara Bagram di Afghanistan.AFP/ALLISON ROBBERT Donald Trump ingin merebut kembali pangkalan udara Bagram di Afghanistan.

Sehari sebelumnya, Trump dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Inggris Keir Starmer di London mengumumkan bahwa AS sedang “berusaha mendapatkan kembali” Pangkalan Bagram. 

Ia menyebut lokasi pangkalan itu strategis karena dekat dengan fasilitas nuklir China.

“Kita sedang mencoba untuk merebut kembali (Bagram), dan kita ingin segera mendapatkannya kembali,” kata Trump. 

Ia juga kembali mengkritik penarikan pasukan AS dari Afghanistan pada 2021 di bawah Presiden Joe Biden, yang disebutnya “kacau” dan salah besar.

Berbicara di Gedung Putih pada Jumat, Trump menegaskan bahwa pihaknya bahkan sudah membuka pembicaraan dengan Taliban. 

Baca juga: Trump Ancam Hukum Afghanistan jika Tak Serahkan Pangkalan Udara Bagram

“Kita akan lihat apa yang terjadi dengan Bagram. Kita sedang bernegosiasi dengan Afghanistan. Kita seharusnya tidak pernah melepaskannya,” ujarnya kepada wartawan.

Taliban angkat suara

Seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Taliban, Zakir Jalaly, menyatakan penolakan keras terhadap wacana itu. 

Dalam unggahan di platform X, ia menulis, “Orang-orang Afghanistan tidak pernah menerima kehadiran militer asing sepanjang sejarah. Kemungkinan ini sepenuhnya ditolak dalam pembicaraan Doha dan perjanjian (dengan AS).”

Halaman:

Terkini Lainnya
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Dari 1988-2025, Begini Sejarah Panjang Pengakuan Negara Palestina
Dari 1988-2025, Begini Sejarah Panjang Pengakuan Negara Palestina
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau