Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duka Warga Israel Berujung Seruan Pengakuan Negara Palestina di Sidang Umum PBB

Kompas.com - 21/09/2025, 14:49 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

TEL AVIV, KOMPAS.com – Maoz Inon kehilangan kedua orangtuanya dalam serangan Hamas ke Israel pada Oktober 2023. Namun, alih-alih menuntut balas, pria berusia 49 tahun itu memilih jalan rekonsiliasi.

Pengusaha pariwisata atau warga Israel yang telah aktif dalam gerakan perdamaian sejak dua dekade lalu itu kini menjadi salah satu suara lantang di Israel yang mendesak komunitas internasional untuk segera mengakui Negara Palestina.

“Dengan membalas dendam atas kematian, kita tidak akan menghidupkan mereka kembali. Kita hanya akan meningkatkan siklus kekerasan, pertumpahan darah, dan balas dendam yang telah menjebak kita, bukan sejak 7 Oktober, tetapi selama seabad,” kata Inon.

Baca juga: Israel Gempur Gaza, 34 Warga Tewas Jelang Pengakuan Negara Palestina

Ia mengaku tidak terkejut ketika serangan itu terjadi, setelah bertahun-tahun menyaksikan pendudukan dan penindasan.

“Saya tahu ini akan meledak di hadapan kami. Saya tidak, bahkan dalam mimpi terburuk saya, (berpikir) saya akan menanggung akibatnya,” ujarnya di Tel Aviv, dikutip dari AFP.

Kampanye pengakuan Palestina

Inon kini menjadi figur penting dalam kampanye bertajuk “Tidak untuk Perang – Ya untuk Pengakuan”.

Petisi yang mereka galang sudah ditandatangani lebih dari 8.500 warga Israel, dan penyelenggara menargetkan 10.000 tanda tangan sebelum Sidang Umum PBB digelar pekan depan.

“Mengakui negara Palestina bukanlah hukuman bagi Israel, melainkan langkah menuju masa depan yang lebih aman dan lebih baik, berdasarkan pengakuan dan keamanan bersama bagi kedua bangsa,” bunyi pernyataan dalam petisi tersebut.

Gerakan ini dipimpin oleh organisasi akar rumput Israel, Zazim Community Action. Mereka memasang papan reklame di Tel Aviv dan membagikan ribuan poster sebagai bagian dari kampanye.

“Pada 8 Oktober 2023, sudah jelas bahwa doktrin pengelolaan konflik telah runtuh total, dan kita punya dua pilihan. Satu adalah penghancuran total dan pemusnahan pihak lain, atau solusi dua negara,” kata Raluca Ganea, salah satu pendiri gerakan.

Baca juga: Portugal Akui Palestina Besok, Jumlah Negara Pendukung Bertambah

Dukungan internasional

Isu Palestina dipastikan akan mendominasi agenda Sidang Umum PBB, hampir dua tahun setelah serangan balasan militer Israel ke Gaza.

Pertemuan ini diperkirakan menjadi momentum pengakuan resmi Negara Palestina oleh sejumlah negara Barat, termasuk Perancis, Inggris, Belgia, Kanada, dan Australia.

Bagi Ganea, pengakuan ini penting untuk menghentikan dehumanisasi terhadap warga Palestina, khususnya mereka yang berada di Gaza.

Inon menekankan bahwa pengakuan internasional perlu diikuti langkah konkret di lapangan. “Setiap orang yang menentang solusi dua negara harus dihukum, harus diberi sanksi,” katanya.

Ia juga mendorong agar komunitas internasional memberikan insentif dan investasi guna membuktikan bahwa perdamaian akan menghasilkan “kemakmuran, stabilitas, keamanan, dan keselamatan”.

Baca juga: Masa Depan Gaza dan Palestina Jadi Sorotan di Pertemuan PBB

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Global
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau