KOMPAS.com - Drama isu reshuffle kabinet kembali mencuat setelah kehadiran sejumlah tokoh di Kompleks Istana, Jakarta, Rabu (17/9/2025).
Salah satu yang mencuri perhatian publik adalah kedatangan Purnawirawan TNI, Letnan Jenderal (Purn) Djamari Chaniago.
Dari pantauan media, Djamari tidak masuk melalui pintu utama Sekretariat Presiden yang dipenuhi wartawan, melainkan lewat jalur lain.
Selain Djamari, tokoh lain yang terpantau hadir di antaranya mantan Wakapolri Komjen (Purn) Ahmad Dofiri, Deputi Bidang Strategi dan Kebijakan LKPP Sarah Sadiqa, Politikus PKB Farida Farischa, serta sejumlah menteri Kabinet Merah Putih.
Baca juga: Pejabat Negara Merapat ke Istana di Tengah Isu Reshuffle, Ada ET hingga Djamari Chaniago
Wakil Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Wamenko Polkam) Lodewijk Paulus mengaku dirinya diundang untuk menghadiri pelantikan. Namun, ia menegaskan tidak mengetahui siapa yang akan dilantik.
“Enggak tahu, saya hanya diundang untuk menghadiri pelantikan, siapa yang dilantik saya belum tahu,” ucap Lodewijk kepada wartawan.
Isu reshuffle sendiri semakin menguat setelah informasi yang beredar menyebutkan Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan melantik pejabat baru pada hari itu.
Baca juga: Diisukan Jadi Menko Polkam, Djamari Chaniago Datang ke Istana
Nama Djamari Chaniago kian santer disebut masuk bursa Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam).
Meski demikian, sejumlah pihak enggan memberikan konfirmasi resmi. Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus (Bappisus), Aris Marsudiyanto, menegaskan bahwa urusan reshuffle sepenuhnya menjadi kewenangan Presiden.
“Waduh... saya enggak bisa bicara tentang reshuffle ya, biar nanti yang umumkan beliau (Presiden Prabowo),” kata Aris di Kompleks Istana, Selasa (16/9/2025).
Baca juga: Siapa Djamari Chaniago? Nama yang Diisukan Jadi Menko Polkam
Dilahirkan di Padang, Sumatera Barat, pada 8 April 1949, Djamari Chaniago merupakan lulusan Akademi Militer (Akabri) tahun 1971. Karier militernya terbilang panjang dan sarat jabatan strategis.
Ia pernah menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) pada 23 Mei 1998 hingga 24 November 1999, kemudian sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat mulai 9 November 1999 hingga 1 Maret 2000.
Selanjutnya, Djamari menduduki jabatan Kepala Staf Umum TNI pada 8 Maret 2000 hingga 16 Maret 2004. Pangkat terakhirnya adalah Letnan Jenderal TNI. Selain itu, ia juga tercatat sebagai anggota Dewan Kehormatan Perwira (DKP).
Baca juga: Djamari Chaniago Diisukan Jadi Menko Polkam, Kepala Bappisus: Biar yang Umumkan Prabowo
Djamari bukanlah sosok asing dalam dinamika militer Indonesia. Ia termasuk dalam DKP yang memutuskan Prabowo Subianto melakukan pelanggaran terkait operasi penculikan sejumlah aktivis 1997-1998. Hasil keputusan DKP pada tahun 1998 itu memecat Prabowo dari ABRI.
Selain Djamari, anggota DKP pada masa itu terdiri dari Subagyo Hadisiswoyo dan Fachrul Razi sebagai ketua dan wakil ketua, serta Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agum Gumelar, Yusuf Kartanegara, dan Arie J Kumaat.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Siapa Djamari Chaniago? Nama yang Diisukan Jadi Menko Polkam".
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini