KOMPAS.com - Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada Sabtu (20/9/2025) merilis sebuah foto yang memperlihatkan 47 tawanan Israel, yang disebutkan diambil pada awal serangan militer Israel baru-baru ini di Kota Gaza.
Foto itu disertai keterangan dalam bahasa Arab dan Ibrani yang menerangkan bahwa mereka ditawan akibat "sikap keras kepala" Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan kepatuhan Kepala Staf Umum Eyal Zamir kepada pemimpin Israel itu.
"Ini adalah foto perpisahan di awal operasi di Gaza," sebut keterangan foto itu, dikutip dari Antara.
Baca juga: Macron: Pengakuan Negara Palestina Bisa Isolasi Hamas
Hamas menyiarkan foto tersebut di situs resmi mereka, seraya menegaskan bahwa nasib para tawanan bergantung pada keputusan politik pimpinan Israel.
Kelompok perlawanan itu berulang kali mengusulkan kesepakatan dengan Israel untuk membebaskan seluruh tawanan dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina, penghentian perang di Gaza, dan penarikan penuh pasukan Israel.
Namun, Netanyahu menolak usulan itu dan hanya membuka ruang untuk kesepakatan parsial, yang dinilai memberi celah baginya untuk memperpanjang perang.
Pada 9 September, Israel menyerang kawasan permukiman di Doha, Qatar, yang menewaskan lima pemimpin Hamas yang sedang berada di sana untuk membahas usulan AS demi berakhirnya perang di Gaza.
Baca juga: Mossad Tolak Bunuh Pemimpin Hamas di Qatar, Abaikan Perintah Netanyahu
Sejak Oktober 2023, hampir 65.000 warga Palestina dilaporkan telah tewas akibat agresi militer Israel.
Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Jalur Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang yang dilancarkannya terhadap wilayah kantong Palestina itu.
Baca juga: PBB Ingatkan Dunia Soal Intimidasi Israel dan Aneksasi Tepi Barat
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini