Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Zainun Nasihah Ghufron
Pengurus PP ISNU

Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) | Mahasiswa S-3 UIN Syarif Hidayatullah Konsentrasi Pemikiran Islam (Filsafat)

Hikmah Ramadhan: Idul Fitri, Gerbang Baru Kemanusiaan

Kompas.com - 22/05/2020, 04:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Allahu Akbar

Allahu Akbar

La ilaha illallahu

Allahu Akbar

Allahu Akbar wa lillahil hamd

TAK ADA makhluk ciptaan Tuhan, yang dihadirkan Kitab Suci dan aturan-aturan, kecuali manusia. Tak ada tema yang multidimensional dan patut dibahas dari sudut pandang apapun, selain manusia.

Kenapa, kata itu pula yang muncul di benak para filsuf, manusia menjadi penyebab rentetan pertanyaan-ertanyaan berikutnya tentang Tuhan, kosmos, serta relasi ketiganya.

Manusia menjadi pangkal seluruh tanya. Manusia menjadi pijakan kenapa Tuhan merindukan cermin keberadaan-Nya. Menjadi lokus cinta dan kerinduan (Kanzan Mahfi).

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Egalitarianisme

Manusia, menjadi satu-satunya makhluk yang Tuhan ajarkan pengetahuan, "Wa allama adamal asma'a kullaha" (QS:1:31). Seluruh esensi kebaikan, cinta dan pengetahuan, terpendam dalam eksistensi kemanusiaan sebagai ahsani taqwim (QS:95:4).

Idul fitri, moment celebration bagi manusia, merupakan hari kemenangan atas nafsu. Idul Fitri adalah awal refleksi dari proses panjang pensucian diri (tazkiyatunnafs), dalam durasi satu bulan penuh.

Menghantar pada kesadaran (reborn) kondisi murni (fitrah) awal penciptaan. Lalu muncul pertanyaan, benarkah yang berhak merayakannya hanya golongan Mukminin, Muslimin, Muttaqin, Mukhlasin, dan sederet istilah yang merujuk pada makna mereka yang memiliki kesadaran tauhid?

Benarkah bahwa merekalah golongan orang-orang yang mampu melepas segala atribut ego (minni, ilayya, li, bi,ma'i, 'alayya, fi) dan mengembalikannya menjadi serba dari-Nya, untuk-Nya, dengan-Nya, bersama-Nya, atas-Nya, dan di dalam-Nya?

Benarkah mereka adalah golongan orang-orang yang Allah hadirkan cahaya? Yang telah selesai melampaui lapisan-lapisan nafsu ammarah, lawwamah menuju maqam ridho dan kamilah?

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Etika dan Kepedulian Sosial di Tengah Pandemi Covid-19

Mereka yang sadar, yang sudah selesai secara individual, menyadari momen kultural Idul Fitri, yang lahir dari nilai nilai universal agama, diharapkan bisa memperkokoh relasi kemanusiaan dan terbangun kesadaran kolektif, bahwa kebinekaan yang bertebaran di bumi Nusantara yang multietnis, multibudaya, multi agama, dan berbagai kepercayaan lokal lainnya.

Rukun berdampingan di Negeri Merah Putih

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
icon-calculator

Kalkulator Zakat

Rp.
Rp.
Rp.
Minimal Rp6.644.868 per bulan
ornament calculator
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau