KOMPAS.com -Â Berjalan-jalan di hutan ternyata dapat menjadi salah satu cara untuk menyembuhkan penyakit kanker.
Hal tersebut terungkap dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2018. Para peneliti menemukan keterkaitan antara beraktivitas di alam dengan penurunan penyakit jantung, hipertensi, dan stroke.
Di Indonesia, kegiatan alam bukan sesuatu yang asing. Kekayaan alam Indonesia yang indah dan beragam membuat masyarakat senang beraktivitas alam, seperti berkemah, mendaki gunung, trekking, atau hanya sekedar berjalan-jalan.Â
Beraktivitas di alam dapat memberikan perasaan tenang dan rileks, terutama setelah lelah bekerja dan beraktivitas di dalam ruangan.Â
Lantas, bagaimana aktivitas alam dapat membantu menurunkan penyakit jantung, hipertensi, bahkan hingga stroke?
Baca juga: Penggundulan Hutan Bisa Sebabkan Jumlah Awan Berkurang, Ini Penjelasan BRIN dan BMKG
Di Indonesia berkegiatan di alam biasanya identik dengan berwisata. Tapi lain halnya pada tahun 1980-an, Jepang kuno memaknai kegiatan tersebut sebagai teknik terapeutikal.Â
Dikutip dari Science Focus, Rabu (2/9/2025), teknik itu disebut dengan Shinrin-yoku atau 'mandi hutan', sebuah bentuk relaksasi sensorik dengan menghabiskan waktu memulihkan diri di hutan atau lingkungan alam lain.
Caranya sederhana, yaitu dengan berjalan di hutan.
Seseorang dapat memaksimalkan indra yang dimiliki, seperti mencium aroma hutan, mendengar suara-suara di hutan, dan melihat pemandangan hutan.
Semua itu dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanpa adanya distraksi seperti ponsel. Kegiatan tersebut dilakukan selama beberapa jam.
Nantinya, seseorang akan merasakan perasaan rileks, tenang, dan lega. Pada saat itu, tekanan darah mungkin akan menurun serta pikiran negatif di otak akan berkurang.
Baca juga: Kisah Doug Tompkins Beli 809.000 Hektar Hutan dan Sungai di Chile demi Selamatkan Bumi
Penelitian mengenai aktivitas alam yang berpengaruh pada penyakit jantung, hipertensi, dan stroke telah diterbitkan dalam jurnal Environmental research tahun 2018.
Dalam penelitian tersebut, peneliti menemukan bahwa paparan ruang hijau dapat menurunkan tekanan darah diastolik, kortisol saliva, serta menurunkan detak jantung secara signifikan.
Penelitian tersebut juga mencatat adanya penurunan diabetes serta mortalitas kardiovaskular dan mortalitas lainnya pada orang-orang yang melakukan "mandi hutan".
Beberapa dokter bahkan telah meresepkan "mandi hutan" sebagai "obat" untuk pasiennya.Â