Pada Januari 2001, di resor Taba, Mesir, negosiator Israel dan Palestina sekali lagi melihat adanya garis besar kesepakatan.
Seorang anggota delegasi Palestina menggambar peta kasar di atas serbet dan memberi tahu saya bahwa, untuk pertama kalinya, mereka melihat garis besar dari negara Palestina yang layak.
Namun, perundingan tersebut tidak relevan, tenggelam oleh kekerasan yang berkecamuk di jalan-jalan Tepi Barat dan Gaza, tempat terjadinya pemberontakan Palestina kedua, atau "intifada", yang meletus pada September sebelumnya.
Sekali lagi, Israel berada di tengah-tengah transisi politik.
Perdana Menteri Ehud Barak sudah mengundurkan diri. Ariel Sharon mengalahkannya dengan mudah beberapa minggu kemudian.
Peta di atas serbet, seperti peta Olmert delapan tahun kemudian, menunjukkan apa yang mungkin terjadi.
Baca juga: Solusi Dua Negara Dulu Ditolak Palestina karena Ditawarkan Tanah Tandus
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini