JEPANG memang kerap memiliki inovasi unik. Kita mengenal berbagai invensi teknologi yang dihasilkan dan memiliki manfaat praktis dan nyata.
Jepang juga unik. Kita masih ingat beberapa waktu lalu, perusahaan kereta swasta di Jepang melakukan hal tak biasa. Seekor kucing bernama Tama diangkat menjadi kepala stasiun kereta api di Prefektur Wakayama.
Yontama, nama lengkap sang kucing itu, justru sukses membantu menyelamatkan rute kereta Kishigawa di prefektur Wakayama, daerah terpencil yang dikenal dengan perbukitannya yang dipenuhi kuil dan jalur ziarah sakral.
Kreativitas ini ternyata tak sekadar “gimmick” karena berdampak signifikan menyelamatkan stasiun kecil yang hampir bangkrut itu.
Keberanian inovasi ini ternyata telah menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke stasiun yang semula tak dihiraukan itu dan memantik pertumbuhan ekonomi lokal.
Inovasi yang tak kalah kerennya buah karya inventor Jepang adalah QR Code. Dalam rilis Investopedia berjudul “Quick Response (QR) Code: What They Are, How They Work, and Types” (25/8/2025), QR Code adalah kode respons cepat (QR), sejenis kode batang matriks yang memanfaatkan kotak hitam pada latar belakang putih untuk pengkodean informasi, yang dapat dibaca oleh perangkat citra.
QR Code dapat dipindai oleh perangkat digital, dan menyimpan informasi sebagai serangkaian piksel dalam kotak berbentuk persegi.
Teknologi ini menjembatani dunia fisik dan digital. Orang dapat memindai untuk mendapatkan informasi via ponsel. Sungguh praktis.
Baca juga: AI Jadi Menteri di Albania, Bagaimana Status Hukumnya?
Sebagaimana dipublikasikan European Patent Office (EPO), QR code berawal dari upaya Masahiro Hara untuk meningkatkan sistem logistik perusahaan tempatnya bekerja di Jepang pada 1994.
Kantor Paten Uni Eropa itu menyatakan, invensi ini menjadi jembatan dunia fisik dan virtual.
Hebatnya, invensi itu telah mengantarkan Hara meraih Excellence Award dari Nikkei Business Publications pada 2007 dan Good Design Award dari Japan Institute of Design Promotion pada 2012.
Inovasi ini menghadirkan manfaat sosial seperti memudahkan konsumen mengakses informasi dan berbelanja hanya dengan memindai iklan atau produk.
EPO menyebut, manfaat ekonomi juga tampak melalui pertumbuhan pesat penggunaan di Eropa, Amerika, hingga Asia termasuk Indonesia.
Keberhasilan kode QR menjadi simbol efisiensi digital dan kreativitas teknologi modern termasuk di bidang keuangan dan perbankan.
Sejarah kini seakan berulang. Meski di ranah berbeda dan sebagai inovasi politik, tapi membuat media dunia berebut melaporkannya. Salah satu partai politik baru di Jepang berencana menempatkan Artificial Intelligence (AI) sebagai ketua partainya.