Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Ancam Kerahkan Kekuatan Belum Pernah Terjadi Sebelumnya di Gaza

Kompas.com - 19/09/2025, 18:57 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

TEL AVIV, KOMPAS.com – Militer Israel pada Jumat (19/9/2025) memperingatkan akan mengerahkan kekuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Kota Gaza.

Warga didesak segera mengungsi ke selatan, sementara jalur evakuasi yang baru dibuka dua hari sebelumnya ditutup kembali.

Operasi besar-besaran Israel ini berlangsung di tengah kecaman internasional. Kota Gaza sudah hancur akibat perang Israel-Hamas yang berlangsung hampir dua tahun, diperparah dengan krisis kelaparan yang telah dinyatakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Baca juga: Masa Depan Gaza dan Palestina Jadi Sorotan di Pertemuan PBB

Langkah Israel juga bertepatan dengan rencana sejumlah negara Barat, termasuk Perancis dan Inggris, yang akan mengakui negara Palestina pada pertemuan puncak PBB pekan depan.

Jalur evakuasi ditutup

PBB memperkirakan sekitar satu juta orang masih tinggal di Kota Gaza dan sekitarnya pada akhir Agustus. Israel menyebut ratusan ribu di antaranya sudah meninggalkan kota terbesar di Jalur Gaza tersebut.

Melalui unggahan di X, juru bicara militer Israel berbahasa Arab, Avichay Adraee, mengumumkan bahwa Jalan Salah al-Din kini ditutup untuk perjalanan ke selatan.

“Mulai saat ini, Jalan Salah al-Din ditutup untuk perjalanan ke selatan. Pasukan Pertahanan Israel akan terus beroperasi dengan kekuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Hamas dan organisasi radikal lainnya,” tulis Adraee.

Ia menambahkan, satu-satunya jalur menuju selatan yang masih bisa dilalui adalah Jalan Al-Rashid. Warga diminta memanfaatkan kesempatan ini untuk bergabung dengan ratusan ribu orang yang sudah mengungsi ke wilayah selatan yang disebut sebagai zona kemanusiaan.

Israel sebelumnya sempat membuka jalur baru melalui Jalan Salah al-Din pada Rabu (17/9/2025) setelah melancarkan serangan darat intensif dan pemboman besar-besaran di Kota Gaza. Namun, jalur itu hanya berlaku selama 48 jam.

Jalan Salah al-Din sendiri merupakan jalur utama yang menghubungkan utara dan selatan Jalur Gaza.

Baca juga: Bom Bunuh Diri Guncang Pakistan, 11 Orang Tewas

Serangan Israel yang didukung Amerika Serikat ini dimulai sejak Selasa (16/9/2025). Operasi tersebut berlangsung di tengah penyelidikan PBB yang menuduh Israel melakukan genosida di Jalur Gaza.

Laporan penyelidik PBB menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pejabat senior lainnya menghasut kejahatan tersebut. Israel menolak temuan itu dan menyebutnya sebagai distorsi dan salah.

Warga: Kami telah kehilangan segalanya

Rekaman AFP dari Jalan Al-Rashid pada Kamis memperlihatkan antrean panjang warga Palestina yang berjalan kaki atau menggunakan kendaraan sederhana menuju selatan dengan barang seadanya.

Di Kota Gaza bagian barat, Sami Baroud (35) menggambarkan betapa hidupnya kini dipenuhi ledakan dan bahaya.

“Hidup kami tak lebih dari ledakan dan bahaya. Kami telah kehilangan segalanya, nyawa kami, masa depan kami, rasa aman kami. Bagaimana saya bisa mengungsi jika saya bahkan tidak mampu membayar transportasi,” ujarnya kepada AFP lewat sambungan telepon.

Warga lainnya, Umm Mohammed Al-Hattab (49), mengaku keluarganya sudah kehilangan tempat tinggal.

“Saya dan tujuh anak saya masih tinggal di tenda-tenda di Kota Gaza bagian barat setelah (Israel) mengebom rumah kami,” kata dia.

Baca juga: Wanita Ini Terjebak 54 Jam di Sumur Terbengkalai Penuh Ular, Berhasil Diselamatkan

“Pengeboman belum berhenti, dan kapan saja, kami siap menghadapi kemungkinan rudal jatuh menimpa kami. Anak-anak saya ketakutan, dan saya tidak tahu harus berbuat apa,” lanjutnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Baca tentang

Terkini Lainnya
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Global
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau