Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Gempur Gaza, 34 Warga Tewas Jelang Pengakuan Negara Palestina

Kompas.com - 20/09/2025, 21:41 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Reuters

GAZA, KOMPAS.com – Militer Israel melanjutkan gempuran ke Kota Gaza dan wilayah lain di Jalur Gaza pada Sabtu (20/9/2025).

Serangan itu menghantam terowongan bawah tanah dan bangunan jebakan, menewaskan sedikitnya 34 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan terbaru terjadi menjelang pengumuman resmi pengakuan negara Palestina oleh 10 negara, termasuk Australia, Belgia, Inggris, dan Kanada.

Baca juga: Portugal Akui Palestina Besok, Jumlah Negara Pendukung Bertambah

Deklarasi dijadwalkan berlangsung Senin (22/9/2025), bertepatan dengan pembukaan Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat (AS), sebagaimana diberitakan Reuters.

Israel meningkatkan operasi pembongkaran gedung-gedung tinggi di Kota Gaza pekan ini. Aksi itu disertai serangan darat di kawasan yang kini sebagian besar berada dalam kendali militer Israel.

Pasukan Israel menguasai pinggiran timur Kota Gaza dan menggempur distrik Sheikh Radwan serta Tel Al-Hawa. Dari wilayah tersebut, pasukan bersiap untuk masuk lebih dalam ke bagian tengah dan barat kota, tempat sebagian besar warga sipil berlindung.

Militer Israel memperkirakan telah menghancurkan sekitar 20 blok menara dalam dua pekan terakhir. Sekitar 350.000 orang disebut sudah meninggalkan Kota Gaza sejak awal September, sementara 600.000 orang lainnya masih bertahan.

Dalam laporan militer Israel, beberapa sandera masih berada di antara warga sipil. Sayap militer Hamas bahkan merilis gambar sandera melalui Telegram pada Sabtu pagi, dengan peringatan bahwa nyawa mereka terancam akibat operasi Israel.

Sejak perang pecah hampir dua tahun lalu, otoritas kesehatan Gaza mencatat lebih dari 65.000 warga Palestina tewas.

Selain korban jiwa, perang juga menimbulkan kelaparan, menghancurkan ribuan bangunan, dan memaksa mayoritas penduduk mengungsi berulang kali.

Israel menolak tudingan krisis kelaparan diperparah oleh blokade. Menurut otoritas Israel, Hamas bisa menghentikan perang dengan menyerah, membebaskan sandera, melucuti senjata, dan membubarkan diri.

Baca juga: Serangan Drone Ukraina Tewaskan 4 Orang di Rusia, Balasan atas Gempuran Moskwa

Namun, Hamas menegaskan tidak akan melucuti senjata hingga berdirinya negara Palestina. Kelompok itu memimpin serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 251 orang.

Saat ini, 48 sandera dilaporkan masih berada di Gaza, dan sekitar 20 orang diyakini masih hidup.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Baca tentang

Terkini Lainnya
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Global
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau