Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Makin Kesepian Usai Sekutu-sekutunya Akui Negara Palestina

Kompas.com - 22/09/2025, 14:20 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TEL AVIV, KOMPAS.com - Israel semakin menghadapi isolasi diplomatik setelah sejumlah sekutu tradisionalnya di Barat, yakni Inggris, Kanada, Portugal, bahkan Australia mengakui kenegaraan Palestina pada Minggu (21/9/2025).

Keputusan tersebut menandai perubahan besar dalam arah kebijakan luar negeri negara-negara itu, sekaligus menjadi tamparan diplomatik bagi Tel Aviv yang selama ini menolak solusi dua negara.

Inggris dan Kanada menjadi dua anggota pertama dari kelompok ekonomi maju G7 yang secara resmi mengakui Negara Palestina.

Baca juga: Inggris, Australia, Kanada, dan Portugal Resmi Akui Negara Palestina, Israel Kian Terpojok

Australia dan Portugal turut mengambil langkah serupa dalam momen yang disebut sebagai "kemenangan moral" oleh warga Palestina.

Pengakuan ini menambah daftar panjang negara-negara anggota PBB yang telah lebih dulu mendukung kenegaraan Palestina. Hingga kini, setidaknya 145 dari 193 anggota PBB telah memberikan pengakuan resmi.

Reaksi Israel atas pengakuan Negara Palestina

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat mengunjungi Institut Sains Weizmann yang hancur dirudal Iran di Kota Rehovot, Israel, 20 Juni 2025.AFP/JACK GUEZ Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat mengunjungi Institut Sains Weizmann yang hancur dirudal Iran di Kota Rehovot, Israel, 20 Juni 2025.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu merespons dengan nada keras. Ia menyebut pengakuan itu tidak masuk akal dan bersumpah, “Negara Palestina tidak akan pernah ada”.

"Itu tidak akan terjadi. Tidak akan ada negara Palestina yang didirikan di sebelah barat Sungai Yordan," tegas Netanyahu, dikutip dari kantor berita AFP.

Ia juga mengumumkan rencana memperluas permukiman Yahudi di Tepi Barat, wilayah yang telah diduduki Israel sejak 1967 dan dinilai ilegal oleh hukum internasional.

Sikap keras Netanyahu ini mempertegas jurang diplomatik yang makin lebar antara Israel dan sekutu-sekutunya sendiri.

Sementara itu, Amerika Serikat—sekutu paling setia Israel—menyatakan ketidaksetujuannya terhadap langkah keempat negara tadi.

Namun, Washington tidak mengambil langkah konkret untuk mencegah gelombang pengakuan itu.

“Kami fokus pada diplomasi yang serius, bukan gestur performatif,” kata seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS yang tak disebutkan namanya.

Ia menambahkan, prioritas AS adalah pembebasan sandera, keamanan Israel, serta tercapainya perdamaian yang hanya mungkin terjadi jika kawasan bebas dari Hamas.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya juga menyatakan ketidaksepakatannya terhadap pengakuan kenegaraan Palestina, dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.

Baca juga: Kenapa Israel dan Amerika Serikat Berhubungan Baik?

Perubahan sikap sekutu Israel

Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer (kanan) berpose dengan presiden Palestina Mahmud Abbas (kiri) di awal pertemuan mereka di Downing Street di London pada 8 September 2025.AFP/POOL/JONATHAN BRADY Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer (kanan) berpose dengan presiden Palestina Mahmud Abbas (kiri) di awal pertemuan mereka di Downing Street di London pada 8 September 2025.
Meski sebelumnya kerap sejalan dengan kebijakan luar negeri Israel, kini Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal menunjukkan sikap berbeda.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Global
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau