Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Udara Tutup, Pemerintah RI Evakuasi WNI di Iran via Darat

Kompas.com - 19/06/2025, 12:36 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan evakuasi ratusan warga negara Indonesia (WNI) dari Iran di tengah memanasnya konflik antara Iran dan Israel yang terjadi sejak Jumat (13/6/2025).

Namun, evakuasi tersebut tidak bisa dilakukan melalui jalur udara lantaran wilayah langit Iran saat ini dinyatakan tertutup.

“Pesawat tidak bisa ke sana. Satu-satunya jalur (evakuasi) hanya lewat darat,” kata Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, Rabu (18/6/2025).

Baca juga: Israel Ingin Seret AS dalam Perang Lawan Iran

Menurut data terbaru Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), terdapat 386 WNI yang saat ini berada di Iran, mayoritas di antaranya adalah pelajar dan mahasiswa yang tinggal di Kota Qom.

Dengan situasi yang terus memburuk, Kementerian Luar Negeri pun telah meningkatkan status kesiagaan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran dari Siaga II menjadi Siaga I.

“Dari perkembangan dua hari ini, di mana intensitas serangan Israel semakin meningkat, yang disasar juga bukan saja target-target militer, tetapi juga target-target sipil, maka saya memutuskan untuk meningkatkan level siaga,” ujar Sugiono dalam video yang dirilis Kamis (19/6/2025).

Lewat darat ke negara tetangga

Dengan jalur udara yang tertutup dan ancaman keamanan yang tinggi, Pemerintah Indonesia menyiapkan evakuasi WNI melalui jalur darat menuju negara-negara tetangga Iran.

Sugiono mengatakan, koordinasi telah dilakukan dengan sejumlah negara tetangga untuk memastikan kemudahan akses lintas perbatasan bagi WNI jika evakuasi darurat perlu dilakukan.

“Kami juga sudah melakukan komunikasi dengan negara tetangga Iran, sehingga pada saat evakuasi nanti, warga negara kita diberikan kemudahan melewati perbatasan di tengah situasi yang tidak memungkinkan,” ungkapnya.

Langkah-langkah kontingensi juga telah disusun oleh KBRI Teheran. Selain itu, pemerintah telah melakukan pertemuan virtual dengan WNI di Iran untuk menyampaikan informasi terkini dan prosedur evakuasi yang telah disiapkan.

Baca juga: Kecelakaan Balon Udara Turkiye: WNI Luka Bukan 19 Orang, tapi 12

“Kami mengimbau agar WNI selalu waspada dan selalu memonitor situasi,” ujar Judha Nugraha, Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri, dalam konferensi pers virtual pada Rabu (18/6/2025).

Beberapa kasus sebelumnya menunjukkan betapa sulitnya mobilisasi warga akibat tertutupnya jalur udara.

Sebanyak 42 WNI peziarah di Yerusalem yang semula direncanakan pulang melalui Bandara Ben Gurion di Israel, akhirnya dipindahkan melalui jalur darat ke Yordania sebelum diterbangkan ke Indonesia.

Hal serupa juga terjadi pada dua WNI di Kota Qom, Iran. Mereka awalnya akan pulang melalui Bandara Internasional Teheran, tetapi harus menempuh jalur darat ke Pakistan untuk keluar dari wilayah konflik.

Meski demikian, hingga saat ini, belum ada laporan WNI yang menjadi korban dalam konflik Iran-Israel.

Namun, pemerintah tetap mengimbau agar WNI menunda perjalanan ke wilayah rawan konflik, termasuk Iran, Israel, Suriah, Lebanon, dan Yaman.

“Kami terus melakukan koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk memastikan proses evakuasi dan penerimaan WNI berjalan lancar,” kata Judha.

Baca juga: 42 WNI Terjebak Perang Israel-Iran di Tel Aviv, Bagaimana Upaya Kemenlu?

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Baca tentang

Terkini Lainnya
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Global
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau