BERLIN, KOMPAS.com – Pemerintah Jerman pada Minggu (21/9/2025) menyebut pengakuan Palestina sebagai negara seharusnya dilakukan di akhir proses, dan merasa solusi dua negara lebih baik didahulukan untuk mendamaikan konflik dengan Israel.
Pernyataan tersebut disampaikan menjelang dimulainya Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, yang akan dihadiri lebih dari 140 pemimpin dunia.
Di tengah meningkatnya tekanan internasional terhadap Israel, sejumlah negara Barat mulai mengubah haluan kebijakan luar negerinya.
Baca juga: Negara Barat Ramai-ramai Akui Palestina, Apa Artinya?
Australia, Inggris, Kanada, dan Portugal secara resmi mengakui negara Palestina. Perancis juga diperkirakan akan mengambil langkah serupa dalam waktu dekat.
Langkah ini dianggap bentuk tekanan diplomatik atas tindakan militer Israel di Gaza, yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan kehancuran besar di wilayah kantong tersebut.
Gempuran Israel itu juga menuai kritik tajam dari sejumlah negara-negara sekutu.
Pemerintah Israel menolak pengakuan terhadap Palestina, dan menyebutnya sebagai bentuk legitimasi terhadap kelompok Hamas.
Mereka mengacu pada serangan besar-besaran Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023, yang dianggap menjadi pemicu eskalasi konflik terbaru.
“Solusi dua negara yang dinegosiasikan adalah jalan yang memungkinkan warga Israel dan Palestina hidup dalam damai, aman, dan bermartabat,” ujar Wadephul, dikutip dari kantor berita AFP.
“Bagi Jerman, pengakuan negara Palestina lebih terasa di akhir proses. Namun, proses ini harus dimulai sekarang,” lanjutnya.
Baca juga: Masih Ada 44 Negara Tidak Mengakui Palestina, Mana Saja?
Dukungan terhadap Israel selama ini menjadi salah satu pilar utama kebijakan luar negeri Jerman, mengingat tanggung jawab historis negara itu atas tragedi Holocaust.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir, Berlin mulai lebih vokal mengkritik tindakan militer Israel di Gaza.
Situasi kemanusiaan di Gaza yang kian memburuk, termasuk peringatan kelaparan di beberapa wilayah pesisir oleh PBB, mendorong sikap Berlin menjadi lebih kritis terhadap Israel.
Pertemuan Sidang Umum PBB yang berlangsung pekan ini diperkirakan akan banyak membahas masa depan Palestina, di tengah perubahan sikap global terhadap konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun tersebut.
Baca juga: Apa Manfaat Palestina Diakui Jadi Sebuah Negara?
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini