Kematian bocah perempuan itu masih menjadi misteri. Ketika ditemukan, AR diperkirakan sudah tewas sekitar lima hari yang lalu.
"Hasil keterangan sementara dari tim olah TKP karena kondisinya sudah membusuk perkiraan sudah meninggal sekitar lima hari," ujar Kapolsek Penjaringan AKBP Agus Ady Wijaya saat diwawancarai di kantornya, Senin (22/9/2025).
Sejauh ini penyebab kematian AR belum bisa diketahui secara pasti. Sebab, polisi masih menunggu hasil otopsi dari Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Kronologi penemuan korban
Jasad AR pertama kali ditemukan oleh para penghuni kos yang mencium aroma bau busuk dari lantai tiga.
Para penghuni baru berani mengecek kamar di lantai tiga ketika ibu AR, yakni MKR (35), pergi ke luar rumah.
"Begitu mereka (penghuni kost) mencium bau tidak sedap, mereka ramai-ramai punya inisiatif, mereka pengin melihat. Setelah mereka melihat, mereka mengintip ternyata ditemuin jenazah cewe anak kecil," ujar kepala keamanan setempat bernama Arif (42) saat diwawancarai di lokasi.
Para penghuni kos langsung melaporkan penemuan mayat itu ke Arif sebagai petugas keamanan.
Arif langsung mengecek jasad AR dan menghubungi petugas Bhabinkamtibmas. Selanjutnya polisi dari Polsek Penjaringan dan Polres Metro Jakarta Utara melakukan olah TKP.
Ada luka di punggung
Berdasarkan hasil olah TKP, tim inafis menemukan bahwa terdapat luka di punggung korban.
Namun, polisi belum dapat memastikan apakah luka di punggung itu disebabkan karena tusukan atau bukan.
Sebab, ketika dilakukan pemeriksaan di TKP, jasad AR sudah busuk dan membengkak. Oleh karena itu, jasad AR langsung dilarikan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk diotopsi.
"Ibunya lagi keluar enggak tahu kemana," ungkap Arif.
Oleh sebab itu, usai olah TKP, polisi ditemani Arif berkeliling wilayah Penjaringan untuk mencari MKR.
Sekitar pukul 04.00 WIB subuh usai kejadian, MKR ditemukan sedang berjalan di kawasan Kertajaya, Penjaringan, Jakarta Utara.
Ketika ditemui, kata Arif, MKR justru memilih diam saat ditanya oleh polisi.
"Dia diam aja, cuma karena psikisnya agak kena jadi agak melantur. Cuma pembicaraannya kurang jelas karena ama polisi," kata Arif.
Kini, MKR sudah berada di Polres Metro Jakarta Utara untuk diperiksa lebih lanjut.
Ibu korban diduga gangguan jiwa
Arif mengatakan, MKR memang memiliki masalah gangguan kejiwaan sejak lama.
"Saya tahu dia (MKR) dari kecil. Kalau gangguan kejiwaan dari dulu sudah timbul, cuma dia sempat menekannya dengan berobat atau gimana," ujar Arif.
Namun, kondisi MKR mulai membaik ketika mengenal dan menikah dengan mantan suaminya.
Namun, sejak empat bulan yang lalu, MKR dan suaminya memutuskan untuk berpisah.
Sejak itu pula, gangguan jiwa MKR mulai muncul lagi.
"Mulai kambuh lagi setelah mungkin dia sudah enggak sama suaminya," ujar Arif.
Korban diduga sering disiksa
Karena mengalami gangguan jiwa, MKR diduga sering menyiksa putrinya tersebut.
"Tapi, yang sering dengar mereka penghuni kost, mereka sering dengar anak kecil menangis digebukin," ungkap Arif.
Namun, kata Arif, penghuni koss tak berani bertanya banyak karena MKR merupakan orang yang tertutup.
Arif sendiri mengaku, pernah melihat anak MKR dipenuhi luka lebam di wajahnya.
"Tersirat depan mata bahwa saya pernah melihat dia jalan sama anaknya, anaknya dalam kondisi lebam di wajah, di bawah mata," ucap Arif.
Polisi bentuk tim gabungan
Belum terungkapnya penyebab kematian AR, membuat polisi membentuk tim gabungan.
"Dibentuk tim gabungan antara Polres dan Polsek Metro Penjaringan untuk dilakukan proses penyelidikan dan penyidikan terhadap temuan mayat ini," ucap Ady.
Tim gabungan ini bertugas untuk mengungkap kasus kematian AR hingga terang benderang.
Selanjutnya, penyelidikan kasus ini akan dipimpin oleh Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara Kompol Onkoseno Gradiarso Sukahar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Misteri Kematian Bocah Perempuan di Kamar Kos Penjaringan"
https://www.kompas.com/banten/read/2025/09/23/160000688/kisah-pilu-bocah-perempuan-tewas-membusuk-di-kamar-kos-penjaringan