KOMPAS.com - Mandi pada pagi atau malam hari sering menjadi perdebatan.
Sebagian orang berpendapat, mandi pagi hari penting agar badan menjadi segar untuk beraktivitas sepanjang hari.
Sebaliknya, beberapa orang setuju bahwa mandi malam hari lebih penting karena bisa membersihkan debu-debu yang menempel di badan sepanjang hari, sehingga membuat tidur menjadi lebih nyaman.
Lantas, manakah yang lebih baik? Mandi di pagi hari atau siang hari?
Baca juga: Warganet Sebut Malas Mandi dan Gemar Rebahan Jadi Ciri Gangguan Jiwa Awal, Ini Penjelasan Psikiater
Perlu diketahui, mandi adalah aktivitas yang membantu menghilangkan kotoran dan minyak dari kulit serta menghilangkan bau badan.
Mandi juga bisa mencegah alergi, ruam, hingga infeksi kulit.
Seorang ahli mikrobiologi di Leicester University, Primrose Freestone mengatakan, mandi pada pagi hari lebih disarankan karena mampu membersihkan sebagian besar keringat dan kuman yang menempel pada badan selama tidur.
Dengan begitu, Anda bisa memulai hari dengan badan yang segar dan bersih.
Di samping itu, banyak ahli berpendapat bahwa mandi dengan air panas selama 10 menit pada pagi hari mampu membuat tubuh terasa lebih segar.
Baca juga: Ramai soal Orang Malas Mandi Tanda Gangguan Jiwa, Ini Kata Psikolog
Berbeda dengan mandi pagi hari, Freestone justru tidak menyarankan mereka yang mandi sekali dalam sehari, untuk memilih waktu malam.
Sebab, kotoran yang menempel di seprai tempat tidur dan sarung bantal masih berpotensi mengganggu kesehatan kulit.
Tak hanya itu, kulit juga memiliki kehidupan mikroba yang bisa dilihat menggunakan mikroskop.
Dengan bantuan alat optik tersebut, Anda akan menemukan setiap centimeter persegi kulit memiliki 10.000 hingga 1 juta bakteri.
Bakteri-bakteri tersebut akan memakan minyak yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat.
Baca juga: Benarkah Putri Kerajaan Nusantara Zaman Dulu Rajin Mandi Tak seperti Putri Kerajaan Eropa?
Jadi, mandi sebelum tidur mungkin tampak seperti pilihan yang lebih higienis. Namun, seperti biasa, kenyataannya lebih rumit dari itu.