KOMPAS.com - Komik Jepang (manga) berjudul The Future I Saw ramai diperbincangkan karena disebut telah memprediksi tsunami besar pada Juli 2025
Sebagaimana diketahui, gempa dengan magnitudo 8,7 mengguncang Rusia pada Selasa (29/7/2025), dan memicu tsunami setinggi 4 meter di wilayah Kamchatka di timur Rusia.
Tsunami juga mencapai kawasan pesisir di sejumlah negara, termasuk Jepang, Indonesia, Amerika Serikat, dengan ketinggian bervariasi.
Adapun, The Future I Saw merupakan karya mangaka Ryo Tatsuki yang diterbitkan pada 1999. Komik ini mulai populer setelah tsunami dan gempa bumi Jepang pada Maret 2011.
Dilansir CBC, dalam manga tersebut, Tatsuki telah menulis tentang bencana alam yang akan melanda Jepang pada Maret 2011.Â
Kebetulan itu terasa seperti Tatsuki telah meramalkan bencana tersebut 12 tahun sebelum terjadi, dan membuat popularitas komik tersebut meningkat.Â
Hal itu lantas mendorong penerbitan ulang The Future I Saw pada 2021. Edisi terbaru ini memuat ramalan tentang bencana yang akan melanda Jepang pada Juli 2025.
Ramalan itu tidak sepenuhnya akurat, karena pusat bencana terjadi di Rusia. Namun, anggapan bahwa Tatsuki telah "memprediksi" kejadian itu tetap berkembang di internet. Â
Kendati demikian kecocokan antara "ramalan" dalam The Future I Saw dengan gempa Rusia yang memicu tsunami sejumlah negara lebih tepat disebut kebetulan alih-alih prediksi.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menjelaskan soal kemustahilan memprediksi gempa secara akurat ketika isu gempa megathrust Selat Sunda dan Mentawai ramai diperbincangkan masyarakat Indonesia pada Agustus 2024.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan dalam pemberitaan Kompas.com, 15 Agustus 2024, belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat dan akurat untuk memprediksi terjadinya gempa, seperti kapan, dimana, dan berapa kekuatannya.
Hal serupa juga disampaikan pemerintah Jepang pada April 2025, ketika merespons penurunan minat wisatawan berkunjung ke Jepang akibat "prediksi" bencana yang dikaitkan dengan ramalan dalam The Future I Saw.
Pemerintah Jepang menerbitkan pernyataan resmi yang menyatakan bahwa sulit memprediksi waktu dan lokasi persis gempa bumi dengan pengetahuan ilmiah saat ini.
Kemudian pada Juni 2025, Direktur Jenderal Badan Meteorologi Jepang, Ryoichi Nomura, menyuarakan keprihatiannya terhadap situasi tersebut.
"Sangat disayangkan bahwa masyarakat terpengaruh oleh informasi yang tidak berdasar di era sains modern ini," kata Nomura, seperti diberitakan Time, 4 Juli 2025.