Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga Perahu Bidar Palembang, Tantangan agar Tradisi Tak Usang

Kompas.com - 16/09/2025, 20:45 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

Palembang, KOMPAS.com - Jaka alias Encik Muhammad Alaudin (44) masih ingat jelas saat pertama kali ia diajak sang ayah menonton lomba perahu bidar dari tepian Sungai Musi.

Waktu itu umurnya masih tujuh tahunan, ia berlarian di lorong rumah-rumah panggung menuju ke pinggir sungai dengan canda tawa.

Ia melihat takjub puluhan anak dayung atau pendayung bidar dengan sigap mengayun kompak melewati arus sungai yang bergelombang menuju garis finish.

Sorak sorai orang menambah ketegangan siapa yang akan menang, hingga rupanya Perahu Bidar buatan ayahnya-lah yang menjadi pemenangnya.

Bidar dan Kebanggaan Warga Kota Palembang

Sudah puluhan tahun berlalu, Jaka kecil tidak tau kalau hari ini di usia 44 Tahun, ia menjadi satu-satunya pengrajin Perahu Bidar di Kota Palembang yang masih tersisa. Meneruskan usaha ayahnya secara turun-temurun.

Tepat di Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, Minggu 17 Agustus 2025, suara riuh warga Kota Palembang menonton final lomba Perahu Bidar yang digelar pemerintah kota di Benteng Kuto Besak (BKB).

Setidaknya ada 12 perahu bidar yang ikut berlomba. Masing-masing membawa kapal berukuran antara 20-30 meter dengan jumlah pendayung 45-58 orang.

Warna-warni kapal dan kostum pedayung menghiasi Sungai Musi dari arah Jembata Musi VI.

"Ayoo.. ayoo sedikit lagi!" sorak sorai penonton mendukung tim kebanggaannya untuk sampai ke garis finish yang tepat berada di bawah Jembatan Ampera.

Perebutan juara 1, 2 dan 3 terjadi antara Kabupaten Ogan Ilir, Bank Sumsel Babel, dan Dinas Perhubungan Kota Palembang.

Akhirnya Perahu Bidar perwakilan instansi Dishub Kota Palembang berhasil memenangkan perlombaan.

Saat dibagikan piala dan uang tunai, terlihat Jaka hadir dengan berpakaian hitam tertawa lepas bersama warga lain menyambutnya.

Encik M Alaudin atau Jaka saat menjuarai Perahu Bidar Palembang, Minggu (17/8/2025). Encik M Alaudin atau Jaka saat menjuarai Perahu Bidar Palembang, Minggu (17/8/2025).

Ia sebagai pemilik perahu bidar yang menjuarai bidar tahun ini ikut mengambil tropi dan hadiah. Kapal yang ia buat, rawat dan diperbaiki sendiri bisa melaju paling pertama di event terbesar Kota Palembang ini.

Tim dayung yang bernama Tatang Putra Grup ini memang sejak lama mengikuti bidar, tepatnya di tahun 2003.

"Senang sekali kami berhasil memenangkan perahu bidar tahun ini. Ini kebanggaan untuk kami, nanti hadiahnya akan dibagi untuk pembinaan," ujarnya.

Usaha selama dua bulan terakhir mempersiapkan lomba bidar dan pedayung-pedayung terbaik dari kampungnya di 36 Ilir menjadi pemantik semangat.

"Kami memang terbiasa mendayung, semuanya berasal dari daerah 35 ilir, tidak ada yang dari profesional, tapi mendayung sudah menjadi kebiasaan kami sehari-hari," tuturnya.

Event Setahun Sekali, Bidar Kembali ke Pangkalan

Setelah lomba usai, perkampungan 35 Ilir, salah satu tempat warga menonton Perahu Bidar kembali beraktivitas seperti biasa.

Perahu milik Jaka kembali naik ke rumah atau pangkalan yang terbuat dari atap seng sebagai penutup Bidar agar tetap awet dan penyangga kayu agar Bidar tidak terkena air sungai saat pasang.

"Kalau terlalu lama berada di atas air (sungai) nanti lumutan. Perawatannya susah," ujar Jaka saat tim Kompas.com temui kembali, Selasa (26/08/2025).

Setelah kembali ke pangkalan, Perahu Bidar miliknya itu tidak akan diturunkan hingga ada event perlombaan lagi.

Artinya, jika lomba bidar hanya diadakan setahun sekali, maka perahu itu akan kembali dikeluarkan di tahun berikutnya. Tentu dengan kondisi cat yang sudah usang, kayu yang perlu perbaikan lagi sana-sini.

Padahal menurut Jaka, jika saja banyak lomba bidar digelar, maka peluang bidar terus dapat dipakai dan bernilai lebih bagi perekonomian pembuat dan warga sekitar.

"Bidar ini tidak bisa dipakai sehari-hari, memang dibuat dari satu batang kayu merawan, bahkan sebelum lomba ada ritual tertentu, sehingga tidak bisa sembarang," katanya.

Sebelum lomba, biasanya pemilik, tukang reparasi bidar, dan semua anak dayung membaca doa dan yasinan serta makan bersama.

"Euforia warga tentu sangat mendukung mendoakan bidar kami menang, berkat warga kami disambut dengan kemeriahan," tutur Jaka.

Ia berharap perlombaan bidar lebih sering digelar, baik di Kota Palembang maupun kabupaten lain.

"Kalau saja Bidar ini bisa seperti zaman dulu, jadi hiburan warga kampung, kami yang tinggal di tepi Musi, dimainkan oleh anak-anak hingga dewasa, tidak harus menunggu setahun sekali baru bisa nonton," tuturnya.

Perahu Bidar milik Jaka alias Encik Muhammad Alaudin (44), yang sudah disimpan setelah lomba. Perahu Bidar milik Jaka alias Encik Muhammad Alaudin (44), yang sudah disimpan setelah lomba.

Halaman:


Terkini Lainnya
Suhu di Sekitar Erupsi Gunung Lewotobi Capai 40 Derajat, Status Awas Level IV!
Suhu di Sekitar Erupsi Gunung Lewotobi Capai 40 Derajat, Status Awas Level IV!
Sulawesi Selatan
Siswa SMAN 5 Bengkulu Dipindahkan Sementara, Gubernur: Anak-anak Harus Tetap Sekolah
Siswa SMAN 5 Bengkulu Dipindahkan Sementara, Gubernur: Anak-anak Harus Tetap Sekolah
Jawa Barat
15 Prompt Gemini AI Foto Viral Berdua dengan Sosok Masa Kecil, Praktis Tinggal Pakai
15 Prompt Gemini AI Foto Viral Berdua dengan Sosok Masa Kecil, Praktis Tinggal Pakai
Kalimantan Timur
Ribuan Nama Dicoret dari Penerima PKH dan BPNT September 2025, Begini Cara Cek di cekbansos.kemensos.go.id
Ribuan Nama Dicoret dari Penerima PKH dan BPNT September 2025, Begini Cara Cek di cekbansos.kemensos.go.id
Lampung
Tom Holland Cedera Gegar Otak, Syuting Spider-Man Dihentikan Sementara
Tom Holland Cedera Gegar Otak, Syuting Spider-Man Dihentikan Sementara
Jawa Timur
Polisi Selidiki Dugaan Keracunan MBG di Bandung Barat, 301 Siswa Jadi Korban
Polisi Selidiki Dugaan Keracunan MBG di Bandung Barat, 301 Siswa Jadi Korban
Jawa Barat
Dedi Mulyadi: Kalau Aset Desa Jadi Jaminan Bank, Saya akan Gugat
Dedi Mulyadi: Kalau Aset Desa Jadi Jaminan Bank, Saya akan Gugat
Jawa Barat
BBM RON 95 Turun Jadi Rp 7.800 di Malaysia, Lebih Murah dari Pertalite
BBM RON 95 Turun Jadi Rp 7.800 di Malaysia, Lebih Murah dari Pertalite
Banten
Korupsi Haji Rp 1 Triliun: KPK Usut Dugaan Jual-Beli Kuota oleh Biro Perjalanan
Korupsi Haji Rp 1 Triliun: KPK Usut Dugaan Jual-Beli Kuota oleh Biro Perjalanan
Kalimantan Timur
Keracunan Massal di Bandung Barat, Ayam Diduga Basi, Berbau, dan Masih Ada Bulu
Keracunan Massal di Bandung Barat, Ayam Diduga Basi, Berbau, dan Masih Ada Bulu
Jawa Barat
Kisah Pilu Bocah Perempuan Tewas Membusuk di Kamar Kos Penjaringan
Kisah Pilu Bocah Perempuan Tewas Membusuk di Kamar Kos Penjaringan
Banten
Kasus Keracunan MBG, DPR Desak Investigasi Transparan Libatkan Publik
Kasus Keracunan MBG, DPR Desak Investigasi Transparan Libatkan Publik
Banten
Anggito Abimanyu Jadi Ketua DK LPS 2025-2030, Ini Profilnya
Anggito Abimanyu Jadi Ketua DK LPS 2025-2030, Ini Profilnya
Jawa Timur
7 Fakta Polemik Surat Perjanjian Program Makan Bergizi Gratis di Sleman
7 Fakta Polemik Surat Perjanjian Program Makan Bergizi Gratis di Sleman
Jawa Tengah
Nadiem Makarim Lawan Status Tersangka Korupsi Chromebook Rp 1,98 T Lewat Praperadilan
Nadiem Makarim Lawan Status Tersangka Korupsi Chromebook Rp 1,98 T Lewat Praperadilan
Kalimantan Timur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau