Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu AS Kunjungi Ukraina, Bahas Isu Energi dan Mineral Tanah Jarang

Kompas.com - 12/02/2025, 15:24 WIB
Egidius Patnistik

Editor

Sumber Reuters

WASHINGTON, KOMPAS.com- Menteri Keuangan (Menkeu) AS, Scott Bessent, akan melakukan perjalanan ke Ukraina minggu ini, tulis Presiden Donald Trump dalam sebuah unggahan di media sosial, Selasa (11/2/2025). Kunjungan tersebut dilakukan saat pemerintahan Trump berupaya untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina dan mengamankan akses AS ke sumber daya alam Ukraina.

Bessent menjadi pejabat pertama di level kabinet pemerintahan Trump yang akan mengunjungi Ukraina. Menurut sumber Reuters, Bessent akan membahas soal akses AS terhadap mineral tanah jarang (rare earth), sumber daya energi, dan aset energi Ukraina dengan pemerintah negara itu. Masa depan beberapa badan usaha milik negara Ukraina juga akan dibahas, kata sumber itu yang tidak mau disebut namanya.

Baik Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, maupun Trump telah menyatakan minat mereka pada sebuah kesepatan di mana AS akan menerima logam tanah jarang Ukraina sebagai imbalan atas dukungan dalam perang melawan Rusia.

Baca juga: Trump Minta Logam Tanah Jarang Ukraina sebagai Imbalan Bantuan Militer

Penasihat Keamanan Nasional AS, Mike Waltz, mengatakan dalam sebuah wawancara pada hari Minggu lalu bahwa Washington juga tertarik untuk mendapatkan akses terhadap sumber daya minyak dan gas Ukraina sebagai imbalan untuk mendukung upaya perang Ukraina.

“Kita harus menutup biaya-biaya tersebut, dan itu akan melibatkan kerja sama dengan Ukraina terkait mineral tanah jarang, sumber daya alam, serta minyak dan gas mereka," ujar Waltz.

Sejumlah pejabat AS lainnya yang melakukan perjalanan ke Eropa minggu ini akan membahas perang Ukraina dengan Kyiv dan sekutu Eropa lainnya. Mereka termasuk Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Wakil Presiden JD Vance, Menteri Pertahanan Pete Hegseth, dan Utusan Khusus AS untuk Ukraina Keith Kellogg.

“AS telah mengeluarkan miliaran dolar secara global, namun hanya sedikit yang terlihat,” tulis Trump dalam unggahan di Truth Social pada Selasa saat mengumumkan rencana kunjungan Bessent.

Tanah jarang merupakan logam yang digunakan dalam pembuatan magnet untuk mengubah energi atau daya menjadi gerakan mekanis pada kendaraan listrik, telepon seluler, sistem rudal, dan barang elektronik lainnya. Sejauh ini tidak ada material lain yang bisa menggantikan tanah jarang dengan efisiensi yang sama. Itu berarti industri yang bergantung pada mineral itu tidak punya alternatif selain menggunakan tanah jarang. Karena kendaraan listrik dan teknologi canggih semakin berkembang, permintaan terhadap mineral tersebut akan terus meningkat di masa depan.

Reuters melaporkan minggu ini bahwa pemerintahan Trump berencana untuk mendesak sekutu Eropa mereka membeli lebih banyak senjata AS buat Ukraina. Rencana itu disampaikan  menjelang kemungkinan perundingan damai dengan Moskwa. 

Baca juga: AS Akan Desak Eropa Beli Lebih Banyak Senjata buat Ukraina

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Terkini Lainnya
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Global
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau