KOMPAS.com – Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Abdul Muhaimin Iskandar meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendata kembali kasus-kasus cacingan pada anak di seluruh Indonesia.
Permintaan ini disampaikan Muhaimin usai menanggapi kasus dua balita kakak beradik asal Kabupaten Seluma, Bengkulu, yang terdiagnosis menderita infeksi cacing, bronkopneumonia, anemia, dan gizi buruk.
"Ini tugas Menkes (Menteri Kesehatan) agar mendeteksi ulang (kasus-kasus serupa)," kata Muhaimin di Jakarta, Senin (22/9/2025).
Menurut dia, pendataan kasus infeksi cacingan penting dilakukan sebagai langkah antisipasi dan pencegahan dini.
"Dan yang kedua, mengatasi secara preventif," ujarnya.
Baca juga: Apa yang Boleh Dimakan Anak Saat Cacingan? Ini Kata Pakar
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menegaskan bahwa upaya pencegahan penyakit cacingan pada anak harus berfokus pada kebersihan lingkungan.
"Yang penting adalah higienis, harus terus kita sosialisasikan kepada masyarakat. Jadi masalah hygiene ini akan menjadi masalah penting dan masalah gizi juga akan menjadi penting," kata Dante.
Menurut dia, pola hidup bersih dan sehat harus ditanamkan sejak dini agar kasus infeksi cacing tidak terus berulang, terutama di daerah yang rawan sanitasi buruk.
Kasus cacingan yang menimpa A (4) dan NS (1 tahun 8 bulan), dua balita kakak beradik warga Kabupaten Seluma, Bengkulu, sempat menyita perhatian publik.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu Edriwan Mansyur memastikan kondisi keduanya kini mulai membaik setelah mendapat penanganan medis.
"Kondisi bayi sekarang sudah ditangani oleh ahlinya. Alhamdulillah sudah terjadi perubahan. Laporan terakhir ini kondisinya sudah mulai membaik," kata Edriwan pada Selasa (16/9).
Edriwan menambahkan, kedua balita tersebut telah dirujuk ke RSUD M Yunus Bengkulu untuk mendapatkan penanganan optimal dari dokter spesialis anak.
Baca juga: Berkat Program POPM, Kabupaten Magetan Bebas Cacingan
"Dirujuk ke Rumah Sakit M Yunus dan sudah ditangani oleh dokter spesialis bedah anak. Kemudian kami berkoordinasi kembali dengan Kabupaten Seluma agar di daerah asal sang bayi dilakukan tindakan-tindakan preventif," ujarnya.
Balita A kini dirawat di RSU Ummi Bengkulu, sementara adiknya, NS, masih menjalani perawatan intensif di RSUD dr. M. Yunus.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi turut menyoroti kasus ini.