Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski RS Al Shifa Rata dengan Puing, Dokter Gaza Terus Layani Pasien

Kompas.com - 21/09/2025, 20:48 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Al Jazeera

GAZA, KOMPAS.com – Tank dan pasukan Israel terus bergerak maju di tengah penghancuran sistematis Kota Gaza dari darat, laut, dan udara. Namun, bagi para dokter di Rumah Sakit Al Shifa, meninggalkan pasien bukanlah pilihan.

Al Shifa dulunya merupakan rumah sakit terbesar di Jalur Gaza. Kini, sebagian besar kompleks medis itu tinggal puing-puing.

Setelah berulang kali dibombardir sejak perang Israel-Hamas meletus pada Oktober 2023. Meski begitu, rumah sakit ini tetap menjadi simbol ketahanan bagi warga Palestina.

Baca juga: Apa Arti Pengakuan Negara Palestina, Simbolis atau Nyata di Lapangan?

Sisa bangunan yang masih berdiri terpaksa difungsikan ulang. Bekas klinik kini menjadi unit gawat darurat. Bagian departemen bedah yang hancur diubah menjadi ruang perawatan intensif bagi pasien yang terluka parah.

Tidak hanya pasien, banyak warga Palestina yang terlantar akibat serangan juga bertahan hidup di area rumah sakit meski menghadapi kelaparan dan ancaman serangan berulang.

Dokter asing gambarkan kondisi mengerikan

Seorang dokter sukarelawan asal Australia yang bertugas di Gaza menggambarkan betapa berat kondisi kerja di rumah sakit tersebut.

"Betapa tangguhnya yang saya lihat pada para dokter ini, mereka benar-benar pahlawan," ujarnya dikutip dari Al Jazeera pada Minggu (21/9/2025).

Ia menambahkan bahwa para dokter, perawat, dan mahasiswa kedokteran tinggal dan bekerja di dalam kompleks rumah sakit.

"Kami baru dua minggu di sini, dan kami sungguh tak habis pikir betapa besarnya trauma dan kerja keras yang kami alami. Saya rasa tak ada manusia yang mampu bertahan hidup dan menoleransi apa yang kami alami," lanjutnya.

Baca juga: Presiden Suriah Ahmed Al Sharaa Menuju AS, Siap Berpidato di Sidang Umum PBB

Direktur Al Shifa kehilangan keluarga akibat serangan

Direktur Rumah Sakit Al Shifa, Dr. Muhammad Abu Salmiya, juga berusaha memberikan teladan meski dalam kondisi mengerikan.

Ia sempat ditahan lebih dari tujuh bulan di penjara Israel dengan tuduhan bahwa Hamas menggunakan Al Shifa sebagai basis operasi. Tuduhan itu tidak pernah terbukti, dan ia dibebaskan tanpa dakwaan resmi.

Abu Salmiya mengaku mengalami penyiksaan dan penghinaan selama berada di tahanan militer Israel.

Lebih memilukan lagi, pada Sabtu lalu, serangan udara Israel menewaskan sedikitnya lima anggota keluarganya di rumah. Ia menyaksikan langsung jenazah saudara laki-laki, saudara ipar, dan anak-anak mereka dibawa ke Al Shifa.

“Tim medis kami masih menjalankan misi kemanusiaan mereka di kompleks rumah sakit ini di bawah tekanan berat,” kata Abu Salmiya kepada Ibrahim Al Khalili dari Al Jazeera.

“Pesan mereka berlanjut, kami melayani pasien dan yang terluka sebaik mungkin,” tambahnya.

Baca juga: Gempuran ke Gaza Berlanjut, 2 Proyektil Diluncurkan Balik ke Israel

Tenaga medis Gaza jadi target

Al Shifa hanyalah satu dari sekian banyak fasilitas kesehatan di Gaza yang mengalami kehancuran hampir total akibat serangan Israel. Sebagian besar infrastruktur di wilayah yang terkepung itu kini berubah menjadi reruntuhan.

Dr. Ahmed Al Farra, direktur pediatri Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza selatan, menyampaikan solidaritasnya kepada semua tenaga medis yang menghadapi kondisi serupa.

“Sejak awal perang ini, Israel telah menyerang dan menargetkan tim medis, bahkan dengan memenjarakan mereka dan menargetkan keluarga mereka,” kata dia.

“Jika Anda berada di Gaza, Anda dibunuh dengan segala cara,” tegasnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Baca tentang

Terkini Lainnya
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Dari 1988-2025, Begini Sejarah Panjang Pengakuan Negara Palestina
Dari 1988-2025, Begini Sejarah Panjang Pengakuan Negara Palestina
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau