Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misi Menantang Hayabusa2: Mendarat di Asteroid Seukuran Rumah

Kompas.com - 23/09/2025, 09:09 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber Earth.com

KOMPAS.com - Badan Antariksa Jepang (JAXA) kembali mencuri perhatian dunia dengan rencana ambisius mereka: mendaratkan wahana Hayabusa2 ke asteroid mungil bernama 1998 KY26 yang ukurannya hanya 11 meter, setara dengan sebuah rumah kecil.

Misi ini dijadwalkan akan mencapai targetnya pada tahun 2031, usai sebelumnya sukses membawa pulang sampel dari asteroid Ryugu pada Desember 2020.

Namun, misi ini tidak sekadar uji teknologi. Ia membuka jendela menuju pemahaman baru tentang struktur asteroid kecil, potensi ancaman terhadap Bumi, hingga strategi masa depan dalam menghadapi objek luar angkasa yang melaju tanpa peringatan.

Baca juga: Pertama Kali, Gas dari Asteroid Ryugu Diambil Wahana Antariksa Hayabusa 2

Seperti Apa Asteroid 1998 KY26?

Penelitian terbaru yang dipimpin Toni Santana-Ros dari University of Alicante mengungkap bahwa asteroid ini jauh lebih kecil dan berputar jauh lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

“Kami menemukan bahwa realitas objek ini sangat berbeda dari deskripsi sebelumnya,” ujar Santana-Ros.

Asteroid ini berukuran hanya 36 kaki (11 meter) dengan waktu rotasi hanya 5,3516 menit per putaran. Artinya, permukaannya berubah sangat cepat—baik dalam pencahayaan maupun posisi—menjadi tantangan utama bagi pendaratan Hayabusa2.

Permukaan 1998 KY26 juga sangat memantulkan cahaya matahari (albedo tinggi), menunjukkan kemungkinan komposisi kaya enstatit, jenis mineral silikat terang, berbeda dari puing asteroid gelap seperti Bennu atau Ryugu.

Baca juga: Tak Cuma Sampel Asteroid Ryugu, Hayabusa-2 juga Bawa Pulang Materi Ini

Mendarat di Permukaan yang Bergerak Cepat

Asteroid sekecil ini bukan hanya langka dalam eksplorasi, tetapi juga sangat sulit didekati. Menurut Olivier Hainaut dari European Southern Observatory (ESO):

“Ukuran yang lebih kecil dan rotasi lebih cepat membuat kunjungan Hayabusa2 semakin menarik, tapi juga jauh lebih menantang.”

Bayangkan: dalam waktu hanya beberapa detik, wahana harus menyesuaikan diri dengan kecepatan putar asteroid, mendarat, dan melakukan tugas ilmiah, semua dalam jendela waktu yang sangat sempit. Bahkan jika pendaratan gagal, pendekatan jarak dekat tetap akan memberikan gambar dan data pertama dari asteroid dengan ukuran di bawah 20 meter.

Baca juga: Setahun Menunggu, Hayabusa-2 Sukses Bawa Pulang Sampel Asteroid

Walau ukurannya kecil, asteroid seperti KY26 menyimpan informasi besar. Objek seperti ini adalah yang paling mungkin menabrak Bumi, seperti insiden Chelyabinsk 2013 yang melukai lebih dari 1.000 orang. Saat itu, batuan luar angkasa berukuran sekitar 18 meter meledak di atmosfer tanpa peringatan.

Dengan memahami struktur, rotasi, dan permukaan asteroid kecil, kita dapat mengembangkan model risiko dan sistem peringatan dini yang lebih akurat. Contohnya, efek Yarkovsky—di mana cahaya matahari secara perlahan mengubah orbit asteroid kecil—dapat dihitung lebih presisi jika spin dan albedo objek diketahui.

Baca juga: Pulang ke Bumi, Wahana Antariksa Hayabusa-2 Bawa Potongan Asteroid

Potensi dan Risiko: Untuk Ilmu dan Pertahanan Bumi

Karena rotasinya cepat, permukaan KY26 kemungkinan memiliki struktur unik. Material longgar bisa berpindah ke ekuator, sementara kutubnya tetap kosong. Ini memberi petunjuk bagaimana benda kecil bisa bertahan bentuknya di tengah putaran cepat.

Lebih jauh lagi, asteroid ini bisa menjadi model bagi misi masa depan. Karena objek berukuran 10–60 kaki (3–18 meter) banyak ditemukan di dekat orbit Bumi, Hayabusa2 bisa menjadi misi percontohan untuk menghadapi potensi bahaya serupa.

Selama dekade mendatang, asteroid ini akan terlalu redup untuk diamati dari Bumi, meski teleskop inframerah seperti James Webb Space Telescope (JWST) mungkin dapat membantu.

Tim JAXA punya waktu untuk menguji simulasi, menyusun taktik “kiss landing”—manuver cepat menyerupai ciuman—dan menetapkan kriteria go/no-go. Semua ini menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi antara observasi Bumi dan misi luar angkasa.

“Dengan penyesuaian rotasi dan data radar lama, kami kini bisa menentukan ukuran, bentuk, dan sifat permukaan asteroid, bahkan tanpa perlu berada di sana,” jelas tim peneliti.

Baca juga: Ke Mana Perginya Asteroid yang Membunuh Dinosaurus?

Hayabusa2 menunjukkan bahwa teknologi dan sains dapat berjalan seiring menembus batas ketidakpastian luar angkasa. Misi ke 1998 KY26 bukan sekadar eksplorasi, melainkan langkah strategis dalam memahami ancaman kosmis sekaligus memperkaya pengetahuan kita tentang asal-usul tata surya.

Hasil studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature Communications—membuka era baru eksplorasi asteroid kecil yang tak pernah tersentuh sebelumnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau