Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara Barat Ramai-ramai Akui Palestina, Apa Artinya?

Kompas.com - 22/09/2025, 07:16 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com - Inggris, Australia, Kanada, dan Portugal pada Minggu (21/9/2025) resmi mengakui Negara Palestina setelah hampir dua tahun perang di Gaza. 

Selain keempat negara tersebut, Perancis, Belgia, dan sejumlah negara lain diperkirakan akan segera mengikuti di Sidang Umum PBB.

Perancis, Belgia, Luksemburg, dan Malta disebut akan menyampaikan pengakuan serupa pada Senin (22/9/2025) di markas besar PBB, New York, Amerika Serikat (AS).

Perubahan sikap terjadi di tengah serangan Israel yang semakin intensif di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Serangan Israel di Gaza yang menurut Kementerian Kesehatan di Gaza telah menewaskan sedikitnya 65.208 orang, sebagian besar warga sipil.

Pengakuan negara Palestina tersebut juga menandakan perubahan besar atas politik di Timur Tengah. 

Baca juga: Inggris, Australia, Kanada, dan Portugal Resmi Akui Negara Palestina, Israel Kian Terpojok

Arti pengakuan

Menurut Romain Le Boeuf, profesor hukum internasional di Universitas Aix-Marseille, pengakuan Palestina merupakan salah satu isu paling rumit dalam hukum internasional. 

"Ini seperti titik tengah antara politik dan yuridis," ujarnya kepada AFP.

Dia menekankan, pengakuan sebenarnya bersifat bebas, bisa eksplisit maupun implisit, dan tidak ada lembaga resmi yang mencatat pengakuan itu.

Namun, hukum internasional menegaskan satu hal penting. 

"Pengakuan tidak berarti sebuah negara tercipta, dan ketiadaan pengakuan tidak menghalangi keberadaannya," kata Le Boeuf.

Baca juga: Inggris Siap Akui Negara Palestina tapi Jalan Perdamaian Masih Panjang

Secara politik, pengakuan membawa bobot simbolis besar. 

Menurut penghitungan AFP, setidaknya 145 dari 193 negara anggota PBB kini mengakui Palestina. 

Tiga perempat negara anggota PBB tersebut menilai Palestina memenuhi semua syarat untuk menjadi sebuah negara.

Philippe Sands, pakar hukum internasional asal Perancis-Inggris, menulis di The New York Times pada Agustus 2025 bahwa simbolisme itu menjadi penentu arah baru.

Halaman:

Terkini Lainnya
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Dari 1988-2025, Begini Sejarah Panjang Pengakuan Negara Palestina
Dari 1988-2025, Begini Sejarah Panjang Pengakuan Negara Palestina
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau