VATICAN CITY, KOMPAS.com -Â Paus Leo XIV menyatakan bahwa Takhta Suci saat ini belum siap menyebut tindakan militer Israel di Gaza sebagai genosida, meski isu tersebut semakin banyak disorot oleh komunitas internasional.
Dalam wawancara yang dilakukan Juli lalu dan dipublikasikan pada Kamis (18/9/2025), Paus Leo mengatakan bahwa penggunaan istilah genosida semakin meluas. Namun, Vatikan belum mencapai kesimpulan resmi.
"Kata genosida semakin sering digunakan. Namun, secara resmi, Takhta Suci belum yakin kami dapat menyatakannya," kata Paus Leo XIV dalam wawancara dengan jurnalis Amerika Serikat, Elise Ann Allen, untuk buku Pope Leo XIV: Global Citizen, Missionary of the 21st Century, dikutip dari AFP.
Baca juga: Siapa Santo Carlo Acutis yang Baru Saja Dikanonisasi Paus Leo XIV?
Ia menambahkan, ada definisi teknis terkait genosida, dan perhatian terhadap isu tersebut terus meningkat di berbagai kalangan.
Pernyataan ini muncul beberapa hari setelah penyelidik independen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (16/9/2025) menuduh Israel melakukan genosida di Gaza.
Laporan itu menyebut bahwa kampanye militer Israel ditujukan untuk menghancurkan Palestina, dan menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu serta sejumlah pejabat tinggi lainnya telah menghasut kekerasan.
Laporan tersebut merupakan kali pertama lembaga investigasi resmi yang diamanatkan oleh PBB menyatakan, Israel telah melakukan tindakan genosida.
Baca juga: PBB Nyatakan Israel Lakukan Genosida di Gaza, Bagaimana Tindak Lanjutnya?
"Sangat membuat frustrasi bahwa bahkan Amerika Serikat pun kesulitan menekan Israel agar meringankan penderitaan di Gaza," ujar Paus.
"Bahkan dengan beberapa pernyataan yang sangat jelas dari Pemerintah AS, termasuk dari Presiden (Donald) Trump baru-baru ini, belum ada tanggapan yang nyata untuk menemukan cara efektif dalam mengurangi penderitaan rakyat, khususnya warga sipil yang tak bersalah," tambahnya.
Ia mengaku terkejut dan sedih melihat visual penderitaan di Gaza yang disiarkan media internasional.
"Sangat mengerikan melihat gambar-gambar yang kita lihat di televisi. Semoga kita tidak mati rasa," katanya.
"Kita tidak bisa mengabaikan ini. Kita harus terus mendorong, mencoba, dan membuat perubahan di sana," ucapnya.
Baca juga: Bagaimana Israel Diduga Melakukan Genosida di Gaza? Ini Penjelasan PBB dan Aktivis HAM
Perang di Gaza pecah setelah serangan kelompok Hamas terhadap wilayah Israel pada 7 Oktober 2023 menewaskan 1.219 orang, berdasarkan penghitungan AFP terhadap data resmi Israel.
Sebagai respons, Israel melancarkan serangan balasan yang menyebabkan hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi dan menewaskan lebih dari 65.000 orang, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza. PBB menganggap angka tersebut dapat dipercaya.
Dalam pernyataannya pada Rabu (17/9/2025), Paus Leo XIV kembali menyuarakan solidaritas terhadap rakyat Gaza.
"Warga sipil di Gaza sekali lagi dipaksa meninggalkan tanah mereka dan hidup dalam kondisi yang tidak dapat diterima," ujarnya.
Baca juga: Perbedaan Genosida dengan Kejahatan Kemanusiaan dan Kejahatan Perang
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini