Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat AS Minta Ratusan Pekerja Korsel Balik ke Amerika, Tak Ada yang Bisa Gantikan Kerja

Kompas.com - 18/09/2025, 19:46 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Seorang pejabat ekonomi di Negara Bagian Georgia, Amerika Serikat (AS), menyatakan pihaknya tengah membahas pengembalian pekerja Korea Selatan (Korsel) yang dirazia otoritas imigrasi AS.

Para pekerja tersebut dirazia saat bekerja di lokasi pembangunan pabrik baterai gabungan Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution.

Para pekerja tersebut ditahan selama sepekan sebelum akhirnya dipulangkan ke negara asalnya.

Baca juga: Imbas Penggerebekan Pabrik Hyundai, Pekerja Korsel Tak Berani Bekerja

Trip Tollison, Kepala Otoritas Pengembangan Ekonomi Savannah, Georgia, mengatakan dalam wawancara dengan Savannah Morning News pada Rabu (17/9/2025) bahwa kehadiran pekerja Korsel sangat penting bagi kelanjutan proyek pabrik tersebut.

Otoritas Pengembangan Ekonomi Savannah merupakan organisasi swasta yang bekerja sama erat dengan pemerintah negara bagian untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Orang-orang yang bekerja di pabrik Hyundai Motor adalah satu-satunya yang bisa memasang peralatan dan mengajarkan teknologi sel baterai kepada karyawan,” ujar Tollison, sebagaimana dilansir Chosun Daily.

Juru bicara lembaga tersebut, Philip Lienert, menjelaskan para pekerja yang dirazia berada di AS hanya untuk sementara. 

Baca juga: Kesaksian Pekerja Korsel Digerebek Petugas ICE: Tangan Diikat, Toilet Tanpa Penutup  

"Mereka datang untuk memasang peralatan, memberikan dukungan, dan melatih staf. Mereka adalah teknisi terampil dengan keahlian profesional," papar Lienert.

Tollison menambahkan dirinya terkejut dengan skala operasi terhadap pekerja Korsel yang berada di lokasi tersebut. 

"Saya tidak tahu sebelumnya. Para pekerja Korea yang datang untuk memasang peralatan baterai adalah orang-orang dengan bakat khusus. Saya memahami kekecewaan mereka. Kami sangat bergantung pada mereka," ujarnya.

Baca juga: Trump Bantah Takuti Investor Asing Pasca Razia Pekerja Korsel, Janji Sambut Ramah

Tollison juga mengungkapkan telah bertemu manajemen Hyundai Motor di Detroit bersama Sekretaris Pengembangan Ekonomi Georgia Pat Wilson.

"Mereka sangat terkejut dan terpukul. Kami menyatakan akan membantu Hyundai menyelesaikan proyek ini dan berdiskusi panjang tentang pemulangan pekerja Korea," papar Tollison.

Menurut Tollison, insiden ini hanyalah hambatan kecil. 

"Saya yakin mereka akan segera kembali untuk mengejar jadwal proyek," tambahnya, tanpa menjelaskan detail upaya pengembalian.

Baca juga: Tak Terima Pekerjanya Dirazia AS, Korsel Akan Selidiki Dugaan Pelanggaran HAM

Desakan reformasi visa AS

Kasus penggerebekan dan razia tersebut memunculkan dorongan untuk meninjau ulang sistem visa di AS.

Gubernur Georgia Brian Kemp dalam acara peletakan batu pertama pabrik mobil listrik Rivian pada Selasa (16/9/2025), menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap sistem visa.

"Masalah ini bukan hanya milik Hyundai. Banyak perusahaan di seluruh negeri menghadapi persoalan serupa. Ada banyak kebingungan tentang apa yang sebenarnya terjadi di lapangan," kata Kemp.

Sementara itu, Kepala Kamar Dagang Georgia Chris Clark menilai reformasi visa sangat penting untuk pekerja dari Korea, Jepang, dan Jerman yang datang membangun pabrik.

"Perubahan ini akan memberikan manfaat jangka panjang bagi tenaga kerja Georgia," ujarnya.

Baca juga: AS Menyesal Razia 300 Pekerja Korsel, Proyek Rp 70 T Mandek Usai Mereka Pilih Pulang

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Terkini Lainnya
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Global
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau