Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Anak Agung Banyu Perwita
Guru Besar Hubungan Internasional UNHAN RI

Guru Besar dalam Ilmu Hubungan Internasional Universitas Pertahanan RI. Sudah menghasilkan beberapa buku dalam kajian tersebut. Sering mewakili UNHAN berbicara pada forum internasional dengan topik yang sama.

Penangkapan Duterte Dalam Timbangan Spirit Asean

Kompas.com - 25/03/2025, 12:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PENANGKAPAN mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte oleh International Criminal Court (ICC) membetot perhatian publik mondial.

Di negara sang mantan sendiri, publik terbelah. Satu kelompok mendukung penangkapan. Sementara kelompok lainnya, dalam jumlah yang lebih besar dibanding kelompok pertama, mengecam keras langkah dimaksud.

Walhasil, berbagai skisma yang telah ada di Filipina – pertarungan politik bermacam kelompok, strata sosial, dll –semakin mengeras.

Publik Indonesia jelas mengikuti dengan saksama peristiwa di Filipina itu. Simpati kepada Duterte pun muncul.

Langkah Presiden Ferdinand "Bongbong" Romualdez Marcos Jr terhadap pendahulunya itu amat sangat disayangkan.

Dari sisi hukum sebenarnya tidak ada masalah karena setiap negara memiliki wewenang menerapkan politik hukum yang keras terhadap pelaku kejahatan narkotika.

Baca juga: Penangkapan Duterte: Drama Politik dan Angin Segar ICC

Apalagi yang sudah mengancam eksistensi negara bersangkutan dalam bentuk instabilitas keamanan nasional.

Sama halnya dengan negara lain, Indonesia juga memiliki politik hukum yang keras terhadap penjahat narkotika kelas kakap dalam bentuk hukuman mati.

Jadi, tidak ada yang salah dengan kebijakan Duterte yang menghabisi para pelaku kejahatan narkotika di Filipina. Negara ini sepenuhnya berdaulat menjalankan politik hukumnya.

Dari peristiwa Duterte dapat diambil hikmah. Pertama, permasalahan yang menyangkut negara-negara anggota ASEAN sebaiknya diselesaikan di dalam kawasan.

Terutama melalui mekanisme yang dimiliki oleh organisasi regional ini, bukan oleh institusi eksternal seperti Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

Prinsip ini sejalan dengan komitmen Asean terhadap kedaulatan regional dan prinsip non-intervensi sebagaimana diatur dalam Piagam ASEAN.

Kita mengakui pentingnya akuntabilitas dan keadilan. Namun, masalah yang membelit Duterte harus ditangani melalui kerangka hukum nasional dan regional, sesuai dengan prinsip persatuan dan sentralitas ASEAN.

Dan, sebagai salah satu pendiri ASEAN, Indonesa secara konsisten mengadvokasi solusi regional untuk tantangan regional.

Harapannya Indonesia dan negara anggota lainnya dapat menyatakan keprihatinannya atas perkembangan terbaru terkait tindakan ICC terhadap Duterte.

Halaman:

Terkini Lainnya
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Global
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau