Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelidik PBB Nyatakan Israel Lakukan Genosida, Hancurkan Warga Palestina di Gaza

Kompas.com - 16/09/2025, 16:48 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com - Komisi Penyelidikan Internasional Independen Perserikatan Bangsa-Bangsa (COI) pada Selasa (16/9/2025) menyatakan, Israel melakukan genosida dengan menghancurkan warga Palestina di Jalur Gaza.

Ketua komisi, Navi Pillay, mengungkapkan bahwa genosida di Gaza sedang berlangsung dan terus berlanjut. Ia pun menegaskan bahwa Israel harus bertanggung jawab.

“Ini genosida, dan tanggung jawab berada di tangan Negara Israel,” kata Pillay dalam wawancara dengan AFP.

Baca juga: Israel Habiskan Rp 1,3 Triliun Sehari untuk Ongkosi Genosida di Gaza

Tindakan Israel yang dianggap genosida

Tentara Israel memasuki sebuah bangunan saat menyerbu Kota Deir Al Ghusun di Tepi Barat, dekat Tulkarem, Palestina, 4 Mei 2024.AFP/JAAFAR ASHTIYEH Tentara Israel memasuki sebuah bangunan saat menyerbu Kota Deir Al Ghusun di Tepi Barat, dekat Tulkarem, Palestina, 4 Mei 2024.
Dalam laporannya, COI menyebut Israel melakukan empat dari lima tindakan yang tercantum dalam Konvensi Genosida 1948, yaitu:

  • Pembunuhan terhadap anggota kelompok tertentu
  • Menyebabkan cedera fisik atau mental serius
  • Menciptakan kondisi kehidupan yang ditujukan untuk menghancurkan kelompok tersebut secara fisik
  • Upaya mencegah kelahiran di dalam kelompok.

“Pernyataan terbuka dari otoritas sipil dan militer Israel, ditambah dengan pola tindakan pasukan mereka, menunjukkan adanya niat untuk menghancurkan warga Palestina di Gaza sebagai sebuah kelompok,” tulis laporan itu.

Dalam laporannya, COI juga menyoroti sejumlah pejabat tinggi Israel yang dianggap bertanggung jawab, termasuk Presiden Isaac Herzog, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.

Ketiganya dituding menghasut terjadinya genosida, dan disebutkan bahwa Pemerintah Israel tidak mengambil tindakan hukum terhadap mereka.

“Tanggung jawab atas kejahatan kekejaman ini berada di tangan otoritas Israel di tingkat tertinggi,” tegas Pillay, mantan hakim asal Afrika Selatan yang pernah memimpin pengadilan internasional untuk Rwanda dan menjabat sebagai Komisaris Tinggi HAM PBB.

Pada Januari 2024, Mahkamah Internasional memerintahkan Israel untuk mencegah dan menghukum hasutan terbuka melakukan genosida.

Empat bulan kemudian, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Sebagai respons, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjatuhkan sanksi terhadap dua hakim dan dua jaksa ICC. Mereka dilarang masuk ke AS dan asetnya dibekukan.

Sementara itu, PBB belum secara resmi menyebut situasi di Gaza sebagai genosida. Namun, sejumlah pejabat tinggi telah memberikan peringatan.

Pada Mei 2025, kepala bantuan kemanusiaan PBB menyerukan agar para pemimpin dunia bertindak untuk mencegah genosida.

Pekan lalu, Komisaris Tinggi HAM PBB juga mengecam retorika genosida dari otoritas Israel.

Baca juga: Khawatir Diserang Israel, Negara Arab Bakal Bentuk Aliansi Seperti NATO

Respons Israel soal genosida di Gaza

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (tengah) dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir (kanan) saat mengunjungi lokasi penembakan di persimpangan jalan Ramot di Yerusalem timur yang dianeksasi Israel pada 8 September 2025.AFP/POOL/RONEN ZVULUN Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (tengah) dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir (kanan) saat mengunjungi lokasi penembakan di persimpangan jalan Ramot di Yerusalem timur yang dianeksasi Israel pada 8 September 2025.
Pemerintah Israel langsung membantah temuan tersebut.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Global
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau