NEW YORK, KOMPAS.com - Perancis dan Arab Saudi akan mengumpulkan puluhan pemimpin dunia pada Senin (22/9/2025) untuk menggalang dukungan internasional terkait solusi dua negara, Palestina-Israel.
KTT yang dipimpin Perancis dan Arab Saudi berlangsung di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, Senin.
Dalam forum tersebut, sejumlah negara akan secara resmi mengakui negara Palestina.
Baca juga: Israel Makin Kesepian Usai Sekutu-sekutunya Akui Negara Palestina
KTT tersebut dipandang sebagai langkah penting untuk mendorong solusi dua negara di tengah perang Israel di Gaza dan ancaman aneksasi Tepi Barat, seperti yang dilansir dari Reuters pada Senin (22/9/2025).
Menjelang KTT, Sidang Umum PBB telah menyepakati deklarasi tujuh halaman yang merinci “langkah-langkah nyata, terikat waktu, dan tidak dapat dibatalkan” menuju solusi Palestina-Israel.
Deklarasi itu mengutuk Hamas, sekaligus menyerukan gencatan senjata, pembebasan sandera, dan masuknya bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke Gaza.
“Deklarasi New York bukan janji samar untuk masa depan yang jauh, melainkan sebuah peta jalan yang dimulai dengan prioritas utama: gencatan senjata, pembebasan sandera, dan masuknya bantuan kemanusiaan,” kata Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Noel Barrot, Kamis (18/9/2025).
Baca juga: 4 Isu Penting di Sidang Umum PBB, dari Pertemuan Trump–Albanese hingga Pengakuan Palestina
Barrot menambahkan, setelah gencatan senjata tercapai, langkah berikutnya adalah menyusun rencana untuk hari berikutnya, yang akan menjadi agenda diskusi KTT yang dipimpin Perancis dan Arab Saudi.
Perancis memimpin inisiatif ini setelah Presiden Emmanuel Macron menyatakan pada Juli bahwa negaranya siap mengakui negara Palestina.
Pengakuan itu diharapkan memberi momentum lebih besar bagi gerakan internasional yang sebelumnya didominasi oleh negara-negara kecil.
Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal telah mengumumkan pengakuan negara Palestina pada Minggu (21/9/2025).
Perancis bersama lima negara lain akan menyampaikan pengakuan resmi dalam forum PBB, Senin ini.
Baca juga: Pengakuan Palestina Meluas, Israel Balas Ancam Aneksasi Tepi Barat
Israel dan Amerika Serikat (AS) berencana memboikot KTT tersebut.
Kedua sekutu kuat itu menyebut pengakuan terhadap negara Palestina berbahaya dan hanya aksi publisitas.
Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menyebut KTT itu sebagai sebuah “sirkus”.
“Kami tidak menganggap ini membantu. Kami pikir ini justru memberi penghargaan kepada Hamas,” ujar Danon, Kamis (18/9/2025).
Pejabat Israel menyatakan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat sebagai respons, serta langkah bilateral tertentu terhadap Perancis.
Pemerintah AS juga memperingatkan kemungkinan konsekuensi bagi negara-negara yang mendukung pengakuan Palestina.
Baca juga: Masih Ada 44 Negara Tidak Mengakui Palestina, Mana Saja?
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini