Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Perancis Resmi Akui Negara Palestina di KTT PBB, Para Delegasi Tepuk Tangan

Kompas.com - 23/09/2025, 07:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

NEW YORK, KOMPAS.com – Presiden Perancis Emmanuel Macron secara resmi mengakui negara Palestina dalam KTT Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, Senin (22/9/2025) waktu setempat.

Langkah bersejarah itu disampaikan Macron di hadapan para pemimpin dunia, meski tanpa kehadiran Israel dan sekutunya, Amerika Serikat (AS).

“Waktunya untuk perdamaian telah tiba, karena kita hanya beberapa saat lagi tidak dapat meraihnya lagi,” ujar Macron dalam pidatonya di markas besar PBB.

Baca juga: Para Pemimpin Dunia Bersatu Dukung Palestina di PBB, AS dan Israel Menolak

Di KTT PBB itu, Macron menegaskan pentingnya menghentikan perang di Gaza, sekaligus menyerukan pembebasan 48 sandera yang masih ditahan oleh Hamas.

“Waktunya telah tiba untuk menghentikan perang, pengeboman di Gaza, pembantaian, dan pengungsian,” katanya, sebagaimana diberitakan AFP pada Selasa (23/9/2025).

Pengakuan bersejarah dan tepuk tangan delegasi Palestina

Macron menambahkan, Perancis tidak akan membuka kedutaan besar untuk Palestina sampai gencatan senjata ditegakkan dan semua sandera dibebaskan.

Keputusan itu langsung mendapat sambutan dari Otoritas Palestina yang menyebutnya “bersejarah dan berani”. Delegasi Palestina di ruang sidang pun memberikan tepuk tangan meriah.

Selain Perancis, sejumlah negara Barat lain seperti Australia, Inggris, Kanada, dan Portugal telah lebih dulu mengumumkan pengakuan terhadap Palestina.

Menyusul kemudian Monako, Belgia, Andorra, Malta, dan Luksemburg, sehingga saat ini sekitar tiga perempat anggota PBB telah mengakui Palestina.

Baca juga: PM Spanyol Desak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Penolakan Israel dan sekutunya

Pemerintah Israel menolak keras langkah ini. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan tidak akan pernah mengizinkan terbentuknya negara Palestina. Beberapa anggota kabinet sayap kanan bahkan mengancam akan mencaplok Tepi Barat.

Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menyebut pengakuan itu justru memberi ruang bagi kelompok bersenjata Palestina. “Mereka tidak mempromosikan perdamaian. Mereka mendukung terorisme,” katanya.

Gedung Putih juga menyatakan penolakan. Sekretaris Pers Karoline Leavitt menyebut Presiden AS Donald Trump menganggap pengakuan tersebut sebagai “hadiah bagi Hamas”.

Dinamika di panggung diplomasi

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menegaskan bahwa komunitas internasional tidak perlu merasa terintimidasi oleh risiko pembalasan atas pengakuan Palestina.

Sementara itu, Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas, yang berbicara secara virtual karena ditolak hadir langsung oleh AS, mendesak Hamas menyerahkan senjatanya.

“Kami juga mengutuk pembunuhan dan penahanan warga sipil, termasuk tindakan Hamas pada 7 Oktober 2023,” ujarnya.

Perancis menjadi tuan rumah bersama pertemuan itu dengan Arab Saudi. Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, menyerukan agar semua negara mengikuti langkah mengakui Palestina.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Inggris dan Lainnya Akui Negara Palestina | Istri Charlie Kirk Maafkan Pembunuh Suaminya

Efek praktis masih terbatas

Sejumlah negara besar, seperti Jerman, Italia, dan Jepang, tetap menolak pengakuan dengan alasan solusi dua negara harus dicapai melalui negosiasi.

“Solusi dua negara yang dinegosiasikan adalah jalan yang memungkinkan warga Israel dan Palestina hidup dalam damai, aman, dan bermartabat,” kata Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul.

Inggris menyatakan dapat menarik kembali pengakuannya jika Israel setuju melakukan gencatan senjata di Gaza.

Di sisi lain, Israel justru mengintensifkan operasi militernya di Jalur Gaza. Data Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas menyebutkan lebih dari 65.000 warga Palestina tewas sejak perang pecah. Angka ini dianggap dapat diandalkan oleh PBB.

International Crisis Group menilai pengakuan Palestina berisiko hanya bersifat simbolis jika tidak disertai langkah konkret.

Baca juga: Demo di Italia Ricuh, Massa Pro-Palestina Bentrok dengan Polisi, Pelabuhan Diblokir

“Kecuali didukung oleh tindakan nyata, pengakuan Palestina sebagai negara berisiko mengalihkan perhatian dari kenyataan, yaitu semakin terhapusnya kehidupan Palestina di tanah air mereka,” kata Max Rodenbeck, Direktur Proyek Israel-Palestina lembaga tersebut.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Terkini Lainnya
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Global
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau