KOMPAS.com - Anggito Abimanyu bukanlah sosok baru dalam dunia ekonomi Indonesia. Lahir di Bogor pada 19 Februari 1963, ia dikenal sebagai Guru Besar Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) dan pernah menjabat berbagai posisi strategis di pemerintahan maupun BUMN.
Pengalamannya dimulai sejak menjadi Asisten Peneliti di LPEM FEB UI (1985-1987), hingga menjabat sebagai Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (2004-2010), Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (2012-2014), serta Kepala Badan Pelaksana BPKH (2017-2022).
Selain itu, ia juga pernah menjadi Komisaris di sejumlah perusahaan besar seperti Bank Lippo, Telkom, hingga BRI Syariah.
Baca juga: Fit and Proper Test Dewan Komisioner LPS, Wamenkeu Anggito Paparkan Motivasinya
Pendidikan Anggito juga tak kalah impresif. Setelah meraih gelar sarjana dari Fakultas Ekonomi UGM pada 1985, ia melanjutkan studi ke University of Pennsylvania, Amerika Serikat.
Di sana, ia menyelesaikan gelar Master of Science (1989) dan Doctor of Philosophy (1993). Sejak 1987 hingga kini, ia aktif mengajar di UGM dengan fokus keilmuan ekonomi syariah, keuangan publik, dan ekonomi energi.
Senin malam di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Anggito Abimanyu resmi terpilih sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) periode 2025-2030.
Ia dipilih melalui mekanisme fit and proper test di Komisi XI DPR RI, lembaga yang memiliki kewenangan di bidang keuangan, moneter, dan perencanaan pembangunan nasional.
"Komisi XI DPR RI telah memilih secara musyawarah dan mufakat untuk menetapkan anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebagai berikut, Anggito Abimanyu ditetapkan sebagai Ketua DK LPS," ujar Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun dikutip dari Antara.
Baca juga: Menkeu Purbaya Dukung Anggito Abimanyu Jadi Ketua Dewan Komisioner LPS
Dalam pemaparannya, Anggito mengusung program bertajuk AKSARA yang berisi enam misi utama. Pertama, asset management competency untuk meningkatkan keahlian personal di bidang manajemen aset.
Kedua, penguatan kompetensi pendidikan dan SDM. Ketiga, memperluas jangkauan media sosial serta literasi keuangan.
Selain itu, terdapat target spesifik yang ingin dicapai. Misalnya, menurunkan beban dana kelolaan per pegawai dari Rp425 miliar menjadi Rp400 miliar per orang, menggandakan kegiatan sosial kemasyarakatan, serta memperkuat digitalisasi proses bisnis dan pemanfaatan teknologi di LPS dalam lima tahun ke depan.
Baca juga: Anggito: Bea Cukai Kawal Impor 482 Produk Kena Relaksasi
Selain aktif mengajar, Anggito juga tercatat sebagai pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) dalam berbagai jabatan penting, mulai dari Sekretaris Umum, Ketua I Bidang Organisasi, hingga Wakil Ketua Umum PP ISEI.
Di UGM, ia masih menjabat sebagai Ketua Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi sejak 2022.
Keahliannya meliputi ekonomi syariah, keuangan publik, hingga ekonomi energi. Fokus ini menjadi dasar kontribusinya dalam pengembangan literasi keuangan, khususnya di bidang keuangan Islam yang semakin relevan dengan perkembangan sistem keuangan nasional.
Baca juga: Gantikan Purbaya, Wamenkeu Anggito Resmi Jadi Bos LPS
Karier panjang Anggito tak luput dari sorotan. Pada 2014, ia sempat dituduh melakukan plagiat terkait artikelnya di Harian Kompas. Artikel berjudul "Gagasan Asuransi Bencana" dinilai memiliki kesamaan dengan tulisan Hatbonar Sinaga pada 2006. Menanggapi hal itu, Anggito menjelaskan adanya kesalahan teknis.
"Tidak ada plagiat, itu salah kirim file, tetapi fatal," ujarnya saat dikonfirmasi.
Kontroversi tersebut membuatnya sempat mengundurkan diri dari institusi tempat ia mengajar.
Meski begitu, rekam jejak panjangnya di dunia akademis dan birokrasi tetap menjadi modal penting dalam kiprahnya di sektor ekonomi nasional.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Profil Anggito Abimanyu, Dosen UGM yang Bakal Jadi Wamenkeu Era Prabowo".
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini