KOMPAS.com – Yurike Sanger, mantan istri Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, meninggal dunia.
Yurike Sanger menghembuskan napas terakhirnya di San Gorgonio Memorial Hospital, California, Amerika Serikat, pada Rabu malam (17/9/2025).
Berikut profil dan perjalanan hidupnya yang menyentuh dari masa muda hingga akhir hayat.
Baca juga: Setelah 55 Tahun, Kartika Sari Dewi Soekarno Akhirnya Ziarah ke Makam Bung Karno
Yurike Sanger lahir pada 22 Mei 1945 di Poso, Sulawesi Tengah. Ia lahir dari keluarga berdarah campuran: ayahnya berkebangsaan Jerman dan ibunya berasal dari Manado.
Di masa remajanya, Yurike Sanger aktif sebagai pelajar dan menjadi bagian dari organisasi pemuda, Barisan Bhinneka Tunggal Ika. Perannya kala itu termasuk menyambut tamu negara dalam kegiatan resmi.
Baca juga: Sosok Penyanyi Irianti Erningpraja, Putri Raden Ahem Menteri Perburuhan Era Presiden Soekarno
Yurike Sanger pertama kali bertemu Soekarno pada tahun 1963 saat masih SMA, dalam sebuah acara kenegaraan.
Sekitar setahun kemudian, mereka menikah pada 6 Agustus 1964. Pada saat itu, Yurike berusia 19 tahun, sedangkan Soekarno sudah berusia 63 tahun. Ia menjadi istri ketujuh Soekarno.
Baca juga: Syahrini Bertemu Dewi Soekarno di Festival Film Cannes 2025
Sebelum menikah, Yurike beragama Kristen. Saat menikah dengan Soekarno, ia memeluk Islam sebagai bentuk penghormatan terhadap kepercayaan sang suami. Setelah perpisahan mereka, Yurike Sanger kembali ke agama Kristen.
Pernikahan mereka berlangsung kurang lebih selama empat tahun, berakhir pada 1968. Keputusan ini diambil di tengah ketegangan politik dan perubahan besar dalam kehidupan Soekarno di era tersebut.
Baca juga: Kisah Titiek Puspa Jadi Vokalis Lensois, Grup Band Bentukan Soekarno
Setelah berpisah dari Soekarno, Yurike menikah lagi dengan seorang pria bernama Subekti. Dari pernikahan ini, ia memiliki beberapa anak, di antaranya Didi, Lita, Wahyu, dan Eka.
Yurike Sanger memilih menjalani kehidupan lebih privat, menetap di Amerika Serikat. Namanya tak terlalu mencolok di publik dibanding istri-istri Soekarno lainnya.
Baca juga: Kronologi Dewi Soekarno Didenda Rp 3 Miliar oleh Jepang
Yurike Sanger meninggal dunia 17 September 2025, di San Gorgonio Memorial Hospital, Banning, California, AS. Usianya saat itu diperkirakan 80 hingga 81 tahun.
Penyebab kematian diduga akibat kanker payudara, menurut beberapa laporan media.
Menanggapi kepergiannya, Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) dan Konsulat Jenderal RI di Los Angeles sudah mengonfirmasi akan melakukan proses pemulangan jenazah ke Indonesia seperti dinyatakan Direktur Perlindungan WNI Kemlu Judha Nugraha kepada wartawan, Jumat (19/9/2025).
Baca juga: Film Mbok dan Bung Dirilis, Kisahkan Sarinah Pengasuh Soekarno Saat Masih Kecil
Yurike Sanger tetap dikenang sebagai figur yang memahami panggilan sejarah ketika muda, lalu terlibat sebagai pendamping Soekarno pada masa-masa genting.
Meski bukan figur publik yang paling dominan di sorotan politik, kesetiaannya di masa-masa sulit, serta latar belakangnya yang unik, menjadikannya bagian dari mosaik sejarah Bung Karno.
Foto-fotonya lawas, potret pribadinya, dan cerita tentang bagaimana ia memutuskan tinggal jauh dari sorotan publik membangun citra sosok pendamping yang tak pernah ingin pusat kontroversi, namun selalu ada dalam kenangan sejarah bangsa.
Meskipun banyak detail kehidupan Yurike Sanger yang masih relatif jarang terekspose, profil-nya telah terbentuk dari kombinasi arsip sejarah, wawancara, dan catatan publik.
Kepergiannya menjadi momen untuk mengenang peran kehidupan pribadi seorang perempuan yang menjadi bagian dari sejarah Indonesia.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini