KOMPAS.com - Erick Thohir resmi menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI). Dia berjanji akan adil dan tak akan pilih kasih serta mengayomi semua cabang olahraga.
Erick Thohir yang sebelumnya menduduki jabatan Menteri BUMN terkena reshuffle oleh Presiden RI Prabowo Subianto.
Dia digeser menjadi Menpora menggantikan Dito Ariotedjo usai pelantikan yang dilakukan di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu (17/9/2025).
Prosesi Serah Terima Jabatan (Sertijab) baru dilakukan pada Kamis (18/9/2025), di Wisma Kemenpora, Jakarta.
Dengan kepastian ini, Erick resmi menduduki dua jabatan sekaligus, yakni Menpora dan Ketua Umum PSSI.
Baca juga: Sah Jadi Menpora, Erick Thohir Siap Jaga Kesinambungan Program
Kondisi ini menjadi kekhawatiran beberapa piihak dengan anggapan bahwa pria 55 tahun itu akan menganakemaskan beberapa cabang olahraga, seperti sepak bola dan bola basket yang menjadi dua cabor yang dikenal lekat dengannya selama ini.
Namun, Erick meyakinkan bahwa dirinya bisa menjalani peran dengan baik dan adil kepada seluruh cabor.
Pasalnya, dia sudah pernah berpengalaman mengurus seluruh federasi ketika bertugas sebagai Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia) periode 2015-2019.
Saat ini pun, dia masih aktif sebagai Ketua Umum PSSI.
"Saya Alhamdulillah pernah di bawah, tengah, naik, dan turun. Saya pernah jadi Ketua Umum Perbasi, saya pernah Ketua Umum KOI," kata Erick kepada wartawan selepas acara Sertijab di Kantor Kemenpora, Jakarta.
"Semua itu sudah pernah, jadi jangan khawatir. Kami juga pernah punya Asian Games (2018) yang sangat sukses."
"Kebetulan hari ini masih dipercaya sama FIFA. Jadi, saya rasa jangan pertanyakan keberpihakan di olahraga karena rekam jejak saya di olahraga sangat baik," ujar Erick.
Baca juga: Kata Pengamat Soal Rangkap Jabatan Erick Thohir di Menpora dan PSSI
Lebih lanjut, Erick menegaskan bahwa dirinya akan mengayomi seluruh cabang olahraga.
Apalagi, dalam waktu dekat, Indonesia memiliki sejumlah agenda olahraga internasional, mulai dari MotoGP Indonesia di Mandalika ( 5 Oktober), Kejuaraan Dunia Gymnastic 2025 di Jakarta (19-25 Oktober), dan SEA Games 2025 di Thailand (Desember).
"Saya hadir di sini tidak mau memimpin, tapi mau melayani, mengayomi. Kita harus intospeksi, menyatukan diri, targetnya apa, jadi bukan target saya, tapi target sama-sama," ucap Erick.
Ke depannya, demi menjaga kesinambungan program dan menetapkan tujuan yang jelas, Erick berencana untuk mengajak para Menpora terdahulu untuk berdiskusi menentukan peta jalan menuju Indonesia Emas 2045.
"Saya juga akan ajak Menpora sebelumnya untuk membedah peta jalan sebelumnya. Jangan ganti menpora, ganti juga peta jalannya," kata Erick.
"Lebih baik kita sepakati bikin peta jalan bersama Indonesia 2045 seperti apa, turunannya seperti apa supaya jangan ada kebingungan pada perpindahan kementerian," jelasnya.