Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia-Ukraina Saling Tuduh atas Serangan Drone di Crimea dan Zaporizhzhia

Kompas.com - 22/09/2025, 13:17 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com – Rusia dan Ukraina kembali saling menuduh atas serangan mematikan yang terjadi semalam di dua wilayah berbeda.

Kepala pemerintahan pro-Kremlin di Crimea, Sergey Aksyonov, menyalahkan Ukraina atas serangan pesawat nirawak (drone) yang menghantam kota resor Foros pada Senin (22/9/2025).

Menurut Aksyonov, serangan tersebut merusak lahan sebuah sanatorium dan gedung sekolah. Ia menyebut tiga orang tewas dan 16 lainnya luka-luka.

Baca juga: Serangan Drone Ukraina Tewaskan 4 Orang di Rusia, Balasan atas Gempuran Moskwa

“Menurut data terbaru, tiga orang tewas dan 16 orang luka-luka akibat serangan pesawat nirawak tersebut,” kata Aksyonov di Telegram.

Pecahan drone juga dilaporkan memicu kebakaran di dekat kota pesisir Yalta, imbas perang Rusia-Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia menyebut peristiwa itu sebagai “serangan teroris”. Moskwa sebelumnya melaporkan dua korban tewas sebelum jumlahnya direvisi.

Ukraina balas tuduhan

Di sisi lain, Kyiv menuduh Rusia melancarkan 46 serangan udara hingga Minggu (21/9/2025) malam. Serangan itu menghantam wilayah Zaporizhzhia di Ukraina selatan.

Administrasi militer regional melaporkan, tiga orang tewas dan dua lainnya luka-luka, salah satunya dalam kondisi serius.

“Pasukan Rusia telah menjatuhkan setidaknya lima bom di kota itu,” ujar Ivan Fedorov, kepala administrasi militer regional Zaporizhzhia, dikutip dari AFP.

Baca juga: Pengakuan Palestina Meluas, Israel Balas Ancam Aneksasi Tepi Barat

Sengketa Crimea

Diketahui, Crimea menjadi titik panas dalam konflik kedua negara sejak dicaplok Rusia pada 2014.

Moskwa bersikeras wilayah itu sah menjadi bagian dari Rusia, tetapi Ukraina dan negara-negara Barat menolak pengakuan tersebut.

Pasukan Ukraina kerap melancarkan serangan di wilayah yang dijaga ketat itu, termasuk di Jembatan Crimea yang menghubungkannya dengan daratan Rusia.

Presiden AS Donald Trump, setelah bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin bulan lalu menyatakan, Ukraina tidak akan dapat merebut kembali Crimea dalam kesepakatan damai yang sedang dinegosiasikan.

Baca juga: 4 Isu Penting di Sidang Umum PBB, dari Pertemuan Trump–Albanese hingga Pengakuan Palestina

Namun, upaya diplomasi tersebut hingga kini belum menghasilkan kemajuan berarti. Proses menuju gencatan senjata pun terhenti, meskipun Trump juga sempat mengadakan pertemuan terpisah dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Terkini Lainnya
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Global
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau