Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Drone Israel di Lebanon Tewaskan 3 Anak Amerika

Kompas.com - 22/09/2025, 10:36 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Al Jazeera

BEIRUT, KOMPAS.com - Sebuah serangan drone Israel menewaskan lima orang, termasuk tiga anak-anak, di Kota Bint Jbeil, Lebanon selatan, Minggu (21/9/2025). 

Hal ini dilaporkan Kementerian Kesehatan Lebanon di tengah gencarnya serangan Israel meski gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat (AS) telah berlaku sejak November lalu.

Kantor berita resmi National News Agency (NNA) melaporkan, serangan itu menyasar sebuah sepeda motor dan mobil, serta melukai dua orang lainnya.

Baca juga: Hezbollah Tuduh Pemerintah Lebanon Serahkan Negara kepada Israel

Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri mengatakan, tiga anak yang tewas adalah warga Amerika Serikat (AS) masing-masing bernama Celine, Hadi, dan Aseel.

Ayah mereka juga meninggal. Sang ibu dilaporkan terluka dalam serangan tersebut, sebagaimana dilansir Al Jazeera

Militer Israel mengeklaim, serangan itu menewaskan seorang anggota kelompok Hizbullah, namun mengakui korban sipil turut berjatuhan.

Berri menuding Israel melakukan kejahatan terhadap anak-anak.

"Apakah masa kecil Lebanon yang menjadi ancaman eksistensial bagi Israel? Atau justru perilaku Israel, yang membunuh tanpa hukuman dan akuntabilitas, merupakan ancaman nyata bagi perdamaian serta keamanan internasional?" kata Berri.

Baca juga: Serangan Udara Israel di Lebanon Tewaskan Pejabat Senior Palestina

Perdana Menteri Lebanon Nawaf Salam menyebut insiden tersebut sebagai pembantaian baru.

"Apa yang terjadi adalah kejahatan terang-terangan terhadap warga sipil, sekaligus pesan intimidasi bagi masyarakat yang kembali ke desa-desa mereka di selatan,” ujar Salam.

Dia menyerukan agar komunitas internasional mengutuk keras Israel atas pelanggaran berulang terhadap resolusi internasional dan hukum internasional.

Menteri Tenaga Kerja Lebanon Mohamad Haidar menuduh Israel sengaja menargetkan warga sipil yang kembali ke wilayah selatan setelah lebih dari setahun konflik imbas perang Israel di Gaza.

"Rencana ini tidak akan berhasil, karena tekad masyarakat selatan lebih kuat daripada mesin kriminal," ucap Haidar.

Baca juga: Presiden Lebanon Bertekad Melucuti Senjata Hezbollah, Meski Dikecam

Latar belakang konflik

Israel kerap melancarkan serangan ke wilayah Lebanon selatan dengan dalih menargetkan posisi Hizbullah. 

Israel mengeklaim, upaya tersebut dilakukan untuk mencegah kelompok yang didukung Iran itu membangun kembali kekuatan militernya.

Amerika Serikat (AS), Arab Saudi, dan sejumlah kelompok politik Lebanon yang menentang Hizbullah menekan agar kelompok tersebut melucuti senjata. 

Awal bulan ini, militer Lebanon telah menyerahkan rencana pelucutan senjata Hizbullah kepada kabinet.

Namun, Hizbullah menegaskan tidak akan melepaskan persenjataannya selama Israel masih terus menyerang Lebanon dan menduduki sebagian wilayah di selatan.

Baca juga: Israel Serang Lebanon dan Gaza, Korban Tewas Berjatuhan

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Terkini Lainnya
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Global
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau