Pada Juli lalu, Lituania melaporkan dua drone Rusia melintasi wilayahnya, tetapi tidak ditembak jatuh.
Militer menyebut hanya akan bertindak dalam kondisi ekstrem. Setelah itu, Lituania meminta peningkatan pertahanan udara dari NATO.
Terbaru, Romania juga tidak menembak jatuh drone Rusia di wilayahnya, yang kemudian berbalik arah ke Ukraina.
Menurut Kementerian Pertahanan Romania, pilot AU yang melihat drone itu "menilai risiko tambahan” dan memutuskan tidak menembak.
Bond memperingatkan, sikap pasif semacam ini bisa dianggap Rusia sebagai sinyal positif, sedangkan drone tersebut bisa saja melanjutkan serangan ke target di Ukraina.
Selain menembak jatuh drone, para pakar juga menekankan pentingnya langkah perlindungan sipil, seperti aplikasi peringatan serangan udara dan peningkatan kapasitas tempat perlindungan.
"Itu akan jadi langkah menakutkan, tetapi tidak berlebihan,” kata Bond. Dia yakin Rusia akan terus menguji sekutu Ukraina kecuali mereka meningkatkan pertahanan dan dukungan secara signifikan.
Kremidas-Courtney sependapat. "Kita harus berasumsi Rusia akan mencoba ini setiap beberapa minggu, sampai kita membuat mereka membayar harga yang membuat mereka berhenti.”
NATO berharap Operasi Eastern Sentry bisa mewujudkan hal itu.
Baca juga: Media Spanyol: Insiden Drone di Polandia Ungkap Kerapuhan Pertahanan NATO
Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Apakah NATO Siap Hadapi Perang Drone Lawan Rusia?
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini