Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa Keracunan MBG hingga Gejala Kejang, Dokter Tegaskan Bukan karena Kerusakan Saraf

Kompas.com - 21/09/2025, 10:45 WIB
Wahyu Wachid Anshory

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Kasus dugaan keracunan makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, menjadi perhatian nasional.

Tim Badan Gizi Nasional (BGN) bersama tenaga medis tambahan dari Makassar meninjau langsung penanganan pasien di RSUD Trikora Salakan pada Sabtu (20/9/2025).

Direktur RSUD Trikora, Feldy Deki, menyebutkan, hingga saat ini rumah sakit telah menangani total 335 pasien sejak kasus pertama muncul pada Rabu (17/9/2025).

"Dari jumlah tersebut, 301 pasien sudah pulih dan dipulangkan, sementara 34 pasien masih dirawat karena mengalami gejala seperti sesak napas dan kram pada otot dada maupun tangan," kata Feldy dalam keterangannya di Palu, Minggu (21/9/2025), dikutip dari Antara.

Baca juga: Penyebab Keracunan MBG di Banggai Kepulauan Diduga karena Ikan Tuna Goreng, BPOM Uji Sampel

Apa langkah tambahan yang dilakukan rumah sakit?

Untuk memperkuat layanan, RSUD Trikora mendapat tambahan tenaga medis dari RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar.

Bantuan tersebut meliputi empat dokter spesialis anak dan anestesi, serta tiga perawat. Kehadiran mereka diharapkan mempercepat pemulihan pasien sekaligus memberikan dukungan psikologis.

"Dukungan ini tentunya sangat penting bagi kami, keluarga pasien, maupun pasien itu sendiri. Langkah cepat dari berbagai pihak patut diapresiasi karena turut fokus menangani insiden ini," tambah Feldy.

Baca juga: Ikan Cakalang Diduga Jadi Penyebab Keracunan MBG di Banggai Kepulauan, Wajah Siswa Bengkak

Selain itu, pemantauan intensif terhadap pasien yang masih dirawat terus dilakukan. RSUD Trikora juga melakukan evaluasi dan koordinasi dengan berbagai pihak agar penanganan berjalan maksimal.

BGN tidak hanya meninjau pasien, tetapi juga melakukan investigasi bersama kepolisian terkait operasionalisasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Investigasi ini penting untuk memastikan keamanan pangan dalam program MBG ke depannya.

"Kami melakukan pelaporan resmi dan mendampingi korban yang sudah menjalani pemeriksaan awal. Perkembangan teknis akan ditangani pihak kepolisian," ungkap Rina Zainun, Ketua TRC PPA Kaltim, yang juga mengikuti koordinasi terkait kasus serupa.

Baca juga: 251 Siswa di Banggai Kepulauan Diduga Keracunan MBG, 78 Masih Dirawat Intensif

Bagaimana kondisi pasien menurut Kemenkes?

Perwakilan tim medis Kementerian Kesehatan dari RSUP dr. Wahidin, dr. Rusmin, memastikan bahwa kondisi pasien yang masih dirawat dalam keadaan stabil.

"Alhamdulillah keadaannya stabil, tidak mengancam. Anak-anak ini dalam proses recovery," ujarnya.

Ia menambahkan, hasil pemeriksaan feses dan anamnesis tidak menunjukkan adanya kerusakan saraf atau gejala serius yang sebelumnya sempat dikhawatirkan publik.

Baca juga: Keracunan MBG di Banggai Kepulauan, 277 Siswa Terdampak, Ada yang Gatal hingga Sesak Napas

"Tidak ada tanda-tanda ke arah kerusakan saraf yang bisa menyebabkan kejang, seperti yang diasumsikan banyak pihak," kata Rusmin menegaskan.

Hingga Minggu (21/9/2025), pasien yang masih dirawat akan terus dalam pengawasan intensif.

Sementara itu, BGN bersama pihak kepolisian dan BPOM terus melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab pasti insiden.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Tom Holland Cedera Gegar Otak, Syuting Spider-Man Dihentikan Sementara
Tom Holland Cedera Gegar Otak, Syuting Spider-Man Dihentikan Sementara
Jawa Timur
Polisi Selidiki Dugaan Keracunan MBG di Bandung Barat, 301 Siswa Jadi Korban
Polisi Selidiki Dugaan Keracunan MBG di Bandung Barat, 301 Siswa Jadi Korban
Jawa Barat
Dedi Mulyadi: Kalau Aset Desa Jadi Jaminan Bank, Saya akan Gugat
Dedi Mulyadi: Kalau Aset Desa Jadi Jaminan Bank, Saya akan Gugat
Jawa Barat
BBM RON 95 Turun Jadi Rp 7.800 di Malaysia, Lebih Murah dari Pertalite
BBM RON 95 Turun Jadi Rp 7.800 di Malaysia, Lebih Murah dari Pertalite
Banten
Korupsi Haji Rp 1 Triliun: KPK Usut Dugaan Jual-Beli Kuota oleh Biro Perjalanan
Korupsi Haji Rp 1 Triliun: KPK Usut Dugaan Jual-Beli Kuota oleh Biro Perjalanan
Kalimantan Timur
Keracunan Massal di Bandung Barat, Ayam Diduga Basi, Berbau, dan Masih Ada Bulu
Keracunan Massal di Bandung Barat, Ayam Diduga Basi, Berbau, dan Masih Ada Bulu
Jawa Barat
Kisah Pilu Bocah Perempuan Tewas Membusuk di Kamar Kos Penjaringan
Kisah Pilu Bocah Perempuan Tewas Membusuk di Kamar Kos Penjaringan
Banten
Kasus Keracunan MBG, DPR Desak Investigasi Transparan Libatkan Publik
Kasus Keracunan MBG, DPR Desak Investigasi Transparan Libatkan Publik
Banten
Anggito Abimanyu Jadi Ketua DK LPS 2025-2030, Ini Profilnya
Anggito Abimanyu Jadi Ketua DK LPS 2025-2030, Ini Profilnya
Jawa Timur
7 Fakta Polemik Surat Perjanjian Program Makan Bergizi Gratis di Sleman
7 Fakta Polemik Surat Perjanjian Program Makan Bergizi Gratis di Sleman
Jawa Tengah
Nadiem Makarim Lawan Status Tersangka Korupsi Chromebook Rp 1,98 T Lewat Praperadilan
Nadiem Makarim Lawan Status Tersangka Korupsi Chromebook Rp 1,98 T Lewat Praperadilan
Kalimantan Timur
Warga Resah Desa di Bogor Terancam Dilelang, Dedi Mulyadi: Besok Saya ke Sana
Warga Resah Desa di Bogor Terancam Dilelang, Dedi Mulyadi: Besok Saya ke Sana
Jawa Barat
Marak Keracunan MBG, BGN: Hanya Sebagian Kecil Anak yang Trauma, Sebagian Besar Ingin Dilanjutkan
Marak Keracunan MBG, BGN: Hanya Sebagian Kecil Anak yang Trauma, Sebagian Besar Ingin Dilanjutkan
Jawa Tengah
Program MBG, Janji Pembentukan Tim Investigasi, dan 5.000 Siswa yang Keracunan
Program MBG, Janji Pembentukan Tim Investigasi, dan 5.000 Siswa yang Keracunan
Jawa Barat
Isi Menu Tidak Layak, DPRD Banyumas Stop Sementara Pengelola Dapur MBG Gununglurah
Isi Menu Tidak Layak, DPRD Banyumas Stop Sementara Pengelola Dapur MBG Gununglurah
Jawa Tengah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau