Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi

Kompas.com - 23/09/2025, 11:14 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com - Skandal mantan Ibu Negara Korea Selatan, Kim Keon Hee, melebar hingga menyeret pimpinan tertinggi Gereja Unifikasi, Han Hak-ja. 

Han (82) ditangkap dan ditahan pada Selasa (23/9/2025) dini hari atas tuduhan menyuap Kim serta memberikan dana politik ilegal kepada seorang anggota parlemen. 

Kasus ini menjadi kali pertama seorang tokoh agama di Korea Selatan ditahan dalam penyelidikan yang dipimpin tiga tim jaksa khusus.

Baca juga: Deretan Skandal Mantan Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee, Kini Ditangkap

Dugaan suap dan dana politik

Pimpinan Gereja Unifikasi Han Hak-ja ditahan atas tuduhan menyuap mantan Ibu Negara Korea Selatan, Kim Keon Hee.Chosun Daily Pimpinan Gereja Unifikasi Han Hak-ja ditahan atas tuduhan menyuap mantan Ibu Negara Korea Selatan, Kim Keon Hee.

Han menghadapi tuduhan pelanggaran Undang-Undang Dana Politik, Undang-Undang Anti-Suap, penggelapan dalam bisnis, hingga menghasut penghancuran barang bukti.

Ia dituduh memberikan barang mewah senilai 80 juta won (sekitar Rp 954 juta) kepada Kim Keon Hee melalui dua perantara, Yun Young-ho, mantan kepala global Gereja Unifikasi, dan Jeon Seong-bae, seorang rohaniwan. 

Barang tersebut termasuk kalung Graff dan tas Chanel, yang diberikan antara April hingga Juli 2022, bersamaan dengan permintaan bantuan terkait urusan gereja.

Adapun nama Kim Keon Hee sudah lebih dulu terseret dalam kasus hukum. Bulan lalu, ia ditangkap dan didakwa atas dugaan suap, manipulasi saham, serta campur tangan dalam penentuan kandidat legislatif.

Penyelidikan terhadap Kim ini merupakan salah satu dari tiga investigasi khusus yang diluncurkan pemerintahan baru Korea Selatan setelah mantan Presiden Yoon Suk Yeol dimakzulkan. 

Selain Kim, Han juga diduga mentransfer dana politik senilai 100 juta won (sekitar Rp 1,1 miliar) kepada anggota parlemen Partai Kekuatan Rakyat (People Power Party), Kweon Seong-dong, pada Januari tahun yang sama. 

Ia bahkan disebut menyumbangkan 210 juta won (sekitar Rp 2,5 miliar) dari kas gereja kepada kantor partai tingkat metropolitan dan provinsi menjelang pemilihan presiden.

Penangkapan Pimpinan Gereja

Sebelumnya, Han sempat menghadiri sidang pada Senin (22/9/2025) untuk mendengar permohonan penahanan. 

Baca juga: Ibu Negara Korea Selatan Kim Keon Hee Diperiksa atas Skandal Tas Dior Rp 35,6 Juta

Usai sidang maraton berjam-jam, Hakim Jung Jae-wook dari Pengadilan Distrik Pusat Seoul menerbitkan surat perintah penahanan terhadap Han.

Hal itu lantaran pengadilan menyatakan ada risiko penghancuran barang bukti jika Han tidak ditahan. 

“Pengadilan telah menyetujui permintaan penahanan karena ada kemungkinan tersangka memusnahkan bukti,” demikian pernyataan pengadilan.

Kini, Han ditahan di sebuah pusat penahanan dekat Seoul.

Meski demikian, Han membantah bahwa ia memerintahkan bawahannya untuk menyuap Kim Keon Hee dan Kweon Seong-dong. 

“Tuduhan itu tidak benar,” ujarnya singkat saat diperiksa pekan lalu. 

Han menekankan bahwa Yoon Young-ho, pejabat gereja yang kini ditahan, bertindak di luar kewenangannya.

Tanggapan Gereja Unifikasi

Pihak Gereja Unifikasi mengecam langkah aparat. Mereka menilai penangkapan itu tidak pantas mengingat Han baru menjalani prosedur jantung awal bulan ini. 

“Mereka telah tidak menghormati seorang pemimpin agama yang dihormati secara internasional,” bunyi pernyataan resmi gereja.

Senada, tim Han membantah adanya risiko pelarian atau penghancuran bukti, dengan alasan usia lanjut dan penyakit mata yang diderita Han. 

Dalam pernyataan akhirnya selama sidang lima jam, Han mengatakan, “Saya sangat menyesal atas kegaduhan nasional ini,” namun menambahkan, “Saya tidak tertarik pada politik dan tidak banyak tahu soal itu.”

Baca juga: Kasus Kim Keon Hee, Eks Ibu Negara Korsel Dituding Terima Suap

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Terkini Lainnya
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Global
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau