Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Standar Ganda, Spanyol Larang Israel Ikut Ajang Olahraga Dunia

Kompas.com - 15/09/2025, 05:31 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP, Al Jazeera

MADRID, KOMPAS.com - Wakil Perdana Menteri Spanyol yang berhaluan kiri ekstrem, Yolanda Diaz, pada Minggu (14/9/2025), menyerukan larangan bagi Israel ikut dalam ajang apa pun.

Melansir AFP pada Senin (15/9/2025), Diaz mengatakan Israel "tidak dapat berkompetisi dalam ajang apa pun, jika terus melakukan genosida".

"Masyarakat Spanyol telah memberi pelajaran kepada dunia dengan melumpuhkan Vuelta," tambah Diaz di Instagram.

Baca juga: Besok KTT Darurat di Doha, Liga Arab Respons Serangan Israel ke Qatar

Hal itu disampaikan Diaz ke publik beberapa hari setelah pemerintah Israel melarangnya masuk karena kritiknya terhadap perang di Gaza.

Aksi pro-Palestina dan protes anti-Israel telah menghentikan putaran terakhir dari ajang balap sepeda Vuelta Spanyol 2025 di Madrid.

Para demonstran memanfaatkan sorotan internasional untuk mengecam operasi militer Israel di Gaza, yang telah berlangsung selama hampir dua tahun.

Di kota-kota yang dilalui jalur balapan, bendera Palestina dikibarkan oleh ratusan warga.

Mereka berdiri di tikungan terakhir menuju garis finis etape ke-15, tepat di hadapan kamera televisi.

Baca juga: Marco Rubio Tiba di Israel, Serangan Udara Gaza Tewaskan Belasan Warga Palestina

Pemerintah Spanyol tolak standar ganda

Aksi protes massa terhadap Israel mendapat dukungan dari pemerintah Spanyol.

Menteri Luar Negeri José Manuel Albares menegaskan dukungannya jika tim Israel dikeluarkan dari Vuelta.

Hal senada juga sudah disampaikan oleh Menteri Olahraga Spanyol sekaligus juru bicara pemerintah, Pilar Alegria, pada Kamis (11/9/2025).

Mengutip Al Jazeera pada Kamis lalu, Alegria mengatakan tim-tim Israel seharusnya dilarang dari dunia olahraga, sama seperti tim Rusia yang dilarang pada 2022 setelah negara itu menginvasi Ukraina.

Ia menyoroti adanya standar ganda untuk dua kasus ini.

Baca juga: Gedung Putih Jamu Qatar Usai Doha Dibom Israel

“Sulit untuk menjelaskan dan memahami adanya standar ganda,” kata Alegria kepada stasiun radio Spanyol Cadena SER.

“Mengingat telah terjadi pembantaian, genosida, dan situasi yang sangat mengerikan yang kita alami setiap hari, saya setuju bahwa federasi dan komite internasional harus mengambil keputusan yang sama seperti pada tahun 2022.”

“Tidak ada tim, tidak ada klub dari Rusia yang berpartisipasi dalam kompetisi internasional, dan ketika individu berpartisipasi, mereka melakukannya di bawah bendera netral dan tanpa lagu kebangsaan.”

Alegria mengatakan dia ingin penyelenggara Vuelta memblokir Israel-Premier Tech dari berkompetisi.

Hanya saja keputusan seperti itu hanya dapat diambil oleh badan pengatur dunia balap sepeda, UCI.

Baca juga: Eks Panglima Israel Akui 200.000 Warga Palestina Jadi Korban Perang

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Terkini Lainnya
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Global
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau