NEW YORK, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin negara berpenduduk mayoritas Muslim pada Selasa (23/9/2025) untuk membahas situasi di Kota Gaza yang terus digempur Israel.
Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan kepada wartawan bahwa Trump akan mengadakan pertemuan multilateral dengan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Mesir, Yordania, Turki, Indonesia, dan Pakistan.
Seorang sumber yang mengetahui agenda tersebut menyebut Gaza akan menjadi pokok pembahasan.
Dalam pertemuan tersebut, sebagaimana yang dilansir dari Reuters pada Selasa (23/9/2025), Trump akan menyampaikan proposal perdamaian dan tata kelola usai perang di Gaza diakhiri.
Rencana pascaperang di Gaza
Selain pembebasan sandera dan penghentian perang di Gaza, Trump diperkirakan akan membahas rencana penarikan pasukan Israel serta tata kelola Palestina pascaperang tanpa keterlibatan Hamas.
Menurut laporan Axios, Washington DC ingin negara-negara Arab dan Muslim setuju mengirim pasukan militer ke Gaza untuk memungkinkan penarikan pasukan Israel.
Negara-negara itu juga diminta mengamankan pendanaan bagi program transisi serta pembangunan kembali wilayah tersebut.
Trump dijadwalkan menyampaikan pidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa, sehari setelah puluhan pemimpin dunia menyuarakan dukungan bagi pengakuan negara Palestina.
Pengakuan negara Palestina disebut sebagai langkah diplomatik bersejarah, meski mendapat penentangan keras dari Israel dan Amerika Serikat.
Negara-negara pendukung menilai solusi dua negara adalah jalan menuju perdamaian, sementara Israel menyebut langkah itu sebagai “hadiah bagi ekstremisme.”
Serangan Israel sejak Oktober 2023 telah menewaskan puluhan ribu orang, memaksa seluruh penduduk Gaza mengungsi, dan memicu krisis kelaparan.
Sejumlah pakar HAM, akademisi, serta penyelidikan PBB menilai tindakan itu setara dengan genosida.
Israel menyatakan tindakannya sebagai upaya membela diri setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 lainnya.
Selain menggempur Gaza, Israel juga melancarkan serangan ke Iran, Lebanon, Yaman, Suriah, dan Qatar sepanjang perang di Gaza.
Trump sebelumnya berjanji akan segera mengakhiri perang di Gaza. Namun, delapan bulan setelah masa jabatannya dimulai, resolusi belum tercapai.
Masa jabatan Trump sempat diawali dengan gencatan senjata dua bulan antara Israel dan Hamas, tetapi berakhir setelah serangan udara Israel pada 18 Maret menewaskan 400 warga Palestina.
Belakangan, gambar warga Palestina kelaparan, termasuk anak-anak, memicu kecaman global terhadap Israel.
Pada Februari, Trump pernah mengusulkan agar AS mengambil alih Gaza dan memindahkan permanen warga Palestina dari wilayah tersebut.
Proposal itu disebut pakar HAM dan PBB sebagai bentuk “pembersihan etnis”, karena pemindahan paksa dilarang hukum internasional.
Trump berdalih dengan menggambarkan rencana itu sebagai gagasan pembangunan kembali.
https://www.kompas.com/global/read/2025/09/23/152021870/trump-akan-temui-pemimpin-negara-mayoritas-muslim-di-forum-pbb-bahas