Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Ancam Hukum Afghanistan jika Tak Serahkan Pangkalan Udara Bagram

Kompas.com - 21/09/2025, 12:18 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan memberi hukuman kepada Afghanistan, jika tidak menyerahkan kembali Pangkalan Udara Bagram kepada Washington.

“Jika Afghanistan tidak mengembalikan Pangkalan Udara Bagram kepada mereka yang membangunnya, yaitu Amerika Serikat, HAL BURUK AKAN TERJADI!!!” tulis Trump di platform Truth Social, Sabtu (20/9/2025), sebagaimana yang dilansir dari AFP pada Minggu (21/9/2025).

Ancaman tersebut muncul beberapa hari setelah Trump menyatakan bahwa AS berupaya mengambil kembali pangkalan udara terbesar di Afghanistan itu saat konferensi pers bersama Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Kamis (18/9/2025).

Baca juga: Trump Kesal 97 Persen Berita Dirinya di AS Buruk, Sebut Itu Ilegal

Pangkalan udara yang ditinggalkan sejak 2021

Pangkalan udara Bagram terletak di Kota Bagram, Afghanistan.

Sejak 11 September 2001, pangkalan udara ini menjadi pusat utama operasi militer AS dan NATO dalam perang melawan Taliban.

Ada juga laporan bahwa di fasilitas itu kerap terjadi pelanggaran hak asasi manusia.

Amnesty International dan Human Rights Watch menuding pasukan AS melakukan pelanggaran sistematis terhadap tahanan di pangkalan tersebut selama periode “Perang Melawan Teror”.

Pangkalan Udara Bagram ditinggalkan pasukan AS dan NATO pada Juli 2021 sebagai bagian dari kesepakatan damai yang ditengahi Trump.

Baca juga: Prabowo ke Amerika, Dijadwalkan Pidato di Sidang Umum PBB Usai Donald Trump

Tidak lama kemudian, Taliban mengambil alih sebagian besar wilayah Afghanistan hingga akhirnya menguasai negara tersebut sepenuhnya hingga hari ini.

Trump berulang kali mengkritik keputusan penarikan pasukan AS secara keseluruhan pada era Presiden Joe Biden.

Ia menilai hilangnya Pangkalan Udara Bagram dari kekuasaan AS sebagai bukti lemahnya kepemimpinan pendahulunya.

Tidak sampai di situ, ia juga geram melihat pengaruh China yang semakin besar di Afghanistan.

Seorang tentara Afghanistan dengan latar belakang kendaraan militer anti ranjau yang ditinggalkan oleh tentara AS di Bagram.AP/RAHMAT GUL via ABC INDONESIA Seorang tentara Afghanistan dengan latar belakang kendaraan militer anti ranjau yang ditinggalkan oleh tentara AS di Bagram.

Baca juga: Trump Ingin Kuasai Lagi Pangkalan Udara Bagram, Afghanistan Menolak

Kerugiaan besar AS

Trump menilai hilangnya kekuasaan AS atas pangkalan udara itu merupakan kerugian besar, terutama karena lokasinya dekat dengan wilayah perbatasan China.

“Kami sedang mencoba mendapatkannya kembali, omong-omong, itu mungkin sedikit berita baru. Kami sedang mencoba mendapatkannya kembali karena mereka membutuhkan sesuatu dari kami,” kata Trump pada Kamis (18/9/2025).

Dalam kesempatan berbeda pada Sabtu, ketika ditanya wartawan apakah AS akan mengirim pasukan untuk merebut kembali Bagram, Trump menjawab singkat.

“Kami tidak akan membicarakan itu, tapi sekarang kami sedang berbicara dengan Afghanistan, dan kami ingin pangkalan itu kembali, segera, secepatnya. Dan jika mereka tidak melakukannya, kalian akan tahu apa yang akan saya lakukan,” ucapnya.

Baca juga: Trump Umumkan Serangan Ketiga AS terhadap Kapal Narkoteroris, 3 Tewas

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Terkini Lainnya
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Global
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau