Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Ingin Kuasai Lagi Pangkalan Udara Bagram, Afghanistan Menolak

Kompas.com - 20/09/2025, 18:56 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP, Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pihaknya tengah berdiskusi dengan Afghanistan mengenai kemungkinan mengambil alih kembali pangkalan udara Bagram.

“Kita seharusnya tidak pernah menyerahkannya,” ujar Trump kepada wartawan di Oval Office, Jumat (19/9/2025).

Pernyataan tersebut muncul sehari setelah konferensi pers bersama Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, sebagaimana yang dilansir dari Reuters pada Sabtu (20/9/2025).

Baca juga: Trump Ingin Kuasai Pangkalan Bagram, AS Bisa Invasi Afghanistan Lagi 

Saat itu, Trump menegaskan Amerika Serikat berupaya untuk kembali menguasai pangkalan udara Bagram, yang pernah digunakan pasukan AS setelah serangan 11 September 2001.

Pangkalan strategis itu ditinggalkan setelah penarikan pasukan AS dari Afghanistan pada 2021 dan kemudian dikuasai oleh Taliban.

Menanggapi pernyataan Trump, pejabat Afghanistan menyatakan penolakannya terhadap rencana kembalinya pasukan AS.

“Afghanistan dan Amerika Serikat perlu saling berhubungan…tanpa Amerika Serikat mempertahankan kehadiran militer di bagian mana pun dari Afghanistan,” tulis Zakir Jalal, pejabat Kementerian Luar Negeri Afghanistan, melalui unggahan di X pada Kamis (18/9/2025).

Baca juga: Taliban Rayakan 4 Tahun Berkuasa di Afghanistan, Rusia Jadi Negara Pertama yang Akui

Alasan pangkalan udara Bagram ingin dikuasai kembali

Dalam konferensi pers bersama Starmer pada Kamis (18/9/2025), Trump menyatakan bahwa AS dan Inggris mencoba mendapatkan kembali pangkalan udara Bagram karena “mereka membutuhkan sesuatu dari kami”, sebagaimana dikutip dari AFP pada Jumat (19/9/2025).

“Kami ingin pangkalan itu kembali,” ujar Trump, seraya menambahkan bahwa “salah satu alasan kami menginginkan pangkalan itu adalah, seperti yang Anda tahu, letaknya satu jam dari tempat China membuat senjata nuklirnya.”

Pejabat AS tidak segera menjelaskan apa yang dimaksud Trump ketika mengatakan bahwa Washington sedang mencoba untuk merebut kembali pangkalan itu.

Hanya saja, Trump berulang kali mengkritik hilangnya pangkalan itu sejak kembali berkuasa.

Ia menyalahkan mantan presiden Joe Biden yang menangani penarikan pasukan AS dari Afghanistan.

Trump juga suka mengeluhkan pengaruh yang semakin besar dari rivalnya, China, di Afghanistan.

Baca juga: Sah, Rusia Jadi Negara Pertama Akui Kekuasaan Taliban di Afghanistan

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Terkini Lainnya
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Simpan 4 Jasad Bayinya di Rumah Kontrakan, Ibu AS Ditangkap Polisi
Global
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Ketika Padel Redup di Swedia, tapi Malah Meledak di Indonesia...
Global
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Dimotori Gen Z, Berikut 5 Fakta Demo di Peru
Global
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Trump Akan Temui Pemimpin Negara Mayoritas Muslim di Forum PBB Bahas Pascaperang di Gaza
Global
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Usai Akui Palestina, Negara Barat Tawarkan Bantuan untuk Pasien Gaza
Global
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Mikrofon Prabowo Tiba-tiba Mati Saat Pidato di Sidang PBB, Kemlu RI Beri Klarifikasi
Global
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti 'America First'
Trump Siap Berpidato di Sidang Umum PBB, Dunia Soroti "America First"
Global
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Erdogan Ingin Beli Ratusan Boeing dan Jet Tempur AS, tapi Minta Komponen Diproduksi di Turkiye
Global
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo
Global
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Negara Dekat RI Diterjang Topan Dahsyat Ragasa, Ancaman Menjalar hingga ke China
Global
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Bagaimana Masa Depan Palestina Usai Diakui Jadi Sebuah Negara?
Global
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Eks Presiden Filipina Duterte Didakwa atas Kejahatan Kemanusiaan dalam Perang Narkoba
Global
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Global
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak
Global
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Skandal Eks Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Seret Pimpinan Gereja Unifikasi
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau