WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Donald Trump tengah mengupayakan persetujuan Kongres untuk melanjutkan penjualan senjata AS kepada Israel dengan nilai mencapai 6,4 miliar dollar AS atau sekitar Rp 106,4 triliun.
Melansir Reuters pada Sabtu (20/9/2025), rencana penjualan senjata AS itu mencakup kesepakatan senilai 3,8 miliar dollar AS (sekitar Rp 63,2 triliun) untuk 30 helikopter serang AH-64 Apache dan 1,9 miliar dollar AS (sekitar Rp 31,6 triliun) untuk 3.250 kendaraan serbu infanteri bagi militer Israel.
Selain itu, paket tambahan berupa suku cadang kendaraan lapis baja pengangkut personel dan catu daya senilai 750 juta dollar AS (sekitar Rp 12,5 triliun) juga disiapkan.
Baca juga: Perluas Operasi Militer, Israel Ratakan Gedung Pencakar Langit Kedua di Kota Gaza
Dukungan penuh Trump terhadap militer Israel berbanding terbalik dengan meningkatnya sikap kehati-hatian dari kalangan Demokrat.
Sejumlah senator dari Partai Demokrat telah memperkenalkan resolusi untuk mendesak pengakuan negara Palestina.
Lebih dari separuh anggota Demokrat di Senat juga baru-baru ini memberikan suara menentang penjualan senjata AS lebih lanjut ke Israel.
The Wall Street Journal melaporkan potensi penjualan helikopter dan kendaraan militer AS ini berlangsung pada Jumat (19/9/2025).
Namun, hingga kini, Gedung Putih belum memberikan tanggapan resmi terkait rencana tersebut.
Baca juga: Hari ke-700 Konflik, Markas Hamas di Kota Gaza Dibom Militer Israel
Militer Israel pada Jumat (19/9/2025) menyatakan telah memperluas operasi di Kota Gaza dengan membombardir sejumlah infrastruktur Hamas.
Sementara itu, warga Palestina yang terlantar dan trauma akibat perang di Gaza mengatakan tidak memiliki jalan keluar untuk melarikan diri dari serangan Israel.
Rencana penjualan senjata AS kepada Israel ini muncul hanya beberapa hari sebelum para pemimpin dunia berkumpul di New York untuk Sidang Umum Tahunan PBB, yang akan membahas perang di Gaza dalam pertemuan tingkat tinggi Dewan Keamanan.
Baca juga: Israel Ancam Kerahkan Kekuatan Belum Pernah Terjadi Sebelumnya di Gaza
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini